Kecepatan Maksimal: Diperkirakan mampu melaju hingga 100–110 km/jam di jalan raya.
Bobot: Sekitar 8–10 ton tergantung varian dan perlengkapan tambahan.
Spesifikasi ini membuat Pandu 4x4 siap bersaing dengan produk serupa dari luar negeri, seperti Marauder (Afrika Selatan) atau Bushmaster (Australia), tetapi dengan harga yang jauh lebih terjangkau.
Uji Coba Ketat untuk Medan Nyata
Pengujian Rantis Pandu 4x4 tidak main-main. Kendaraan ini telah melewati berbagai skenario, mulai dari tes kecepatan, kemampuan off-road, pengereman darurat, hingga simulasi ledakan ranjau.
Tujuannya adalah memastikan bahwa kendaraan benar-benar siap dipakai dalam operasi militer maupun non-militer.
Dalam beberapa sesi uji lapangan, Pandu 4x4 menunjukkan performa yang stabil meski menghadapi medan berat.
Ban run-flat system juga memastikan kendaraan tetap bisa melaju meski terkena tembakan atau pecah.
Potensi Pasar dan Kemandirian Alutsista
Pandu 4x4 bukan sekadar kendaraan tempur, tetapi simbol kebangkitan industri pertahanan Indonesia.
Dengan adanya kendaraan ini, ketergantungan terhadap impor bisa dikurangi secara signifikan.
Beberapa negara di Asia Tenggara bahkan mulai melirik Pandu 4x4 sebagai opsi pengadaan kendaraan taktis.
Hal ini membuka peluang ekspor yang besar, apalagi Indonesia memiliki rekam jejak cukup baik dalam memproduksi alutsista seperti panser Anoa buatan PT Pindad.
Dengan harga yang lebih kompetitif dibanding produk luar negeri, Pandu 4x4 berpotensi masuk ke pasar internasional, terutama negara berkembang yang membutuhkan kendaraan taktis modern namun dengan anggaran terbatas.
Peran Strategis Rantis Pandu 4x4
Kendaraan ini bisa digunakan dalam berbagai skenario: