Ikan kembung: Rp42.129/kg (naik tipis dari Rp41.851)
Ikan tongkol: Rp34.455/kg (turun dari Rp34.639)
Ikan bandeng: Rp34.193/kg (turun dari Rp34.892)
Garam konsumsi: Rp11.480/kg (turun dari Rp11.731)
Daging kerbau beku (impor): Rp99.557/kg (turun dari Rp105.849)
Daging kerbau segar lokal: Rp130.000/kg (turun dari Rp141.369)
Menurut analis pangan, koreksi harga beberapa komoditas ini dipengaruhi oleh faktor pasokan dan permintaan.
Musim panen cabai dan bawang yang mulai masuk di sejumlah sentra produksi membuat suplai meningkat, sehingga menekan harga di pasar.
Sementara itu, penurunan harga beras dipengaruhi oleh operasi pasar beras SPHP yang terus digencarkan Perum Bulog.
Langkah stabilisasi ini bertujuan menjaga harga beras agar tetap terjangkau di tengah kondisi iklim yang memengaruhi produksi.
Harga minyak goreng dan gula konsumsi juga terkoreksi seiring dengan normalisasi distribusi pasokan dan pengendalian stok di tingkat produsen maupun pedagang besar.
Turunnya harga pangan menjadi kabar baik bagi masyarakat, terutama jelang akhir pekan ketika konsumsi rumah tangga biasanya meningkat.
Konsumen bisa mendapatkan harga yang lebih murah, khususnya untuk cabai, bawang, dan beras yang menjadi kebutuhan pokok sehari-hari.
Namun, bagi petani dan peternak, penurunan harga yang terlalu tajam justru berpotensi merugikan.
Misalnya, harga jagung di tingkat peternak turun dari Rp6.674 menjadi Rp6.111 per kg, yang bisa memengaruhi pendapatan mereka.
“Stabilisasi harga harus menjaga keseimbangan, jangan sampai hanya berpihak pada konsumen tetapi merugikan petani. Pemerintah perlu memastikan rantai distribusi berjalan adil,” kata seorang pengamat pertanian di Jakarta.