“Mereka bisa kami bawa keluar dan dipercaya tampil tanpa gangguan keamanan apa pun. Mereka bahagia dan merasa dihargai atas prestasi yang bisa mereka ukir, meski dari dalam lapas,” ujarnya.
Desi menjelaskan bahwa pihak Lapas menerapkan pola pembinaan berbasis minat dan bakat, yang dilakukan melalui asesmen awal dan dilanjutkan dengan pelatihan di bidang yang relevan.“Ada pelatihan memasak, tata rias, tata busana, dan lainnya. Untuk fashion show ini, yang terlibat adalah mereka yang berbakat dan mampu memperagakan hasil karyanya sendiri,” tambah Desi.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana hiburan dalam Sriwijaya Expo, tetapi juga bentuk nyata dari program rehabilitasi sosial dan keterampilan bagi warga binaan.
Lapas Perempuan Palembang telah lama dikenal sebagai salah satu lapas yang aktif dalam membina warganya melalui kegiatan produktif dan kreatif.
weDengan adanya panggung seperti Sriwijaya Expo, warga binaan mendapat kesempatan untuk menunjukkan hasil karya kepada masyarakat luas, sekaligus membuktikan bahwa kreativitas tidak mengenal batas ruang. (nik)