Sementara varian AWD dilengkapi dua motor listrik dengan total daya 218 PS dan torsi 337 Nm.
Baterai lithium-ion 71,4 kWh yang tertanam di bawah lantai mobil sanggup memberikan jangkauan hingga 500 km lebih berdasarkan standar WLTP.
Pengisian daya juga fleksibel, mendukung pengisian AC maupun DC fast charging.
Keuntungan Produksi Lokal: Harga Lebih Kompetitif?
Salah satu harapan terbesar dari konsumen terhadap produksi lokal bZ4X adalah penurunan harga.
Versi CBU yang dijual sebelumnya dibanderol di kisaran Rp 1,2 miliar—harga yang sulit dijangkau masyarakat luas, meski mendapatkan insentif PPN dari pemerintah.
Dengan status CKD (Completely Knocked Down), diharapkan harga bZ4X dapat turun signifikan. Apalagi jika Toyota memanfaatkan insentif tambahan dari pemerintah untuk mobil listrik buatan lokal, termasuk bebas PPN dan keringanan bea masuk komponen.
Namun hingga kini, Toyota masih menutup rapat informasi terkait harga dan spesifikasi versi produksi lokal.
Hanya disebutkan bahwa peluncuran resmi akan dilakukan dalam waktu dekat.
Siap Lawan Hyundai Ioniq 5 dan Neta V?
Pasar mobil listrik di Indonesia makin seru.
Kehadiran bZ4X rakitan lokal bakal memperketat persaingan dengan pemain lain seperti Hyundai Ioniq 5 yang juga dirakit di Indonesia, Wuling Binguo EV, hingga Neta V yang bermain di segmen harga lebih terjangkau.
Namun bZ4X memiliki nilai jual yang kuat. Selain nama besar Toyota yang sudah sangat dipercaya di Indonesia, jaringan layanan purna jualnya juga sangat luas.
Toyota punya lebih dari 300 jaringan dealer dan bengkel resmi di seluruh nusantara—keunggulan yang belum bisa ditandingi pemain lain.
Selain itu, bZ4X juga dijanjikan akan mendapatkan perlindungan garansi baterai hingga 8 tahun atau 160.000 km, layanan Toyota Mobile Service, hingga aksesori khusus EV.
Dampak Ekonomi dan Lingkungan