Namun, dengan datangnya Patrick Kluivert sebagai pelatih, Timnas Indonesia membawa harapan baru untuk memperbaiki catatan tersebut.
Kluivert membawa pendekatan sepak bola modern Eropa yang mengedepankan penguasaan bola, struktur permainan, dan efisiensi penyelesaian akhir.
Putaran keempat kualifikasi zona Asia akan berlangsung pada 8, 11, dan 14 Oktober 2025.
Setiap grup hanya berisi tiga tim dan menggunakan format round-robin (saling bertemu satu sama lain satu kali).
Hanya juara grup yang akan langsung mendapatkan tiket ke Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Sementara tim peringkat kedua (runner-up) masih harus bertarung di putaran kelima dalam format dua leg (kandang-tandang) pada 13 dan 18 November 2025.
Pemenang dari putaran kelima kemudian akan bertanding dalam playoff antarkonfederasi—sebuah laga hidup-mati menghadapi wakil dari benua lain seperti Amerika Selatan atau Afrika.
Sebaliknya, tim yang menjadi juru kunci alias peringkat ketiga di grup akan tersingkir dan gagal melanjutkan perjuangan.
Masuk ke grup yang sangat kompetitif tentu bukan tugas mudah bagi Indonesia.
Namun, pengalaman melawan Arab Saudi yang berakhir dengan kemenangan menjadi modal penting.
Performa apik para pemain muda seperti Marselino Ferdinan, Rafael Struick, Justin Hubner, hingga Ivar Jenner menunjukkan bahwa Indonesia tidak datang sebagai penggembira.
Pelatih Patrick Kluivert mengakui bahwa persaingan di Grup B sangat berat, tetapi dia optimistis timnya bisa bersaing.
“Kami menghormati Arab Saudi dan Irak, tetapi kami juga datang dengan target. Kami ingin menciptakan kejutan,” ujar Kluivert dalam konferensi pers usai undian.
Manajer Timnas, Sumardji, menambahkan bahwa PSSI akan memberikan dukungan penuh termasuk pemusatan latihan intensif dan uji coba internasional sebelum pertandingan Oktober nanti.
Selain Grup B, Grup A juga menyajikan persaingan menarik.
Tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar, akan bersaing dengan Uni Emirat Arab dan Oman.