Kenaikan harga ayam dan telur ini bisa dikaitkan dengan naiknya harga pakan ternak, seperti jagung, yang berdasarkan data Bapanas kini naik dari Rp6.200 menjadi Rp6.846 per kilogram.
Sementara itu, kedelai biji kering (impor) naik menjadi Rp10.470 per kilogram, setelah sebelumnya sempat berada di Rp10.832 per kilogram.
Harga minyak goreng dan gula konsumsi yang kerap menjadi pemicu inflasi rumah tangga juga menunjukkan penurunan:
Minyak goreng kemasan turun dari Rp20.825 menjadi Rp20.600 per liter.
Minyak goreng curah kini di harga Rp17.013 per liter, turun dari Rp17.521 per liter.
Minyakita, produk kemasan bersubsidi, tetap stabil di angka Rp17.533 per liter.
Gula konsumsi turun dari Rp18.329 menjadi Rp18.111 per kilogram.
Penurunan ini memberi ruang gerak bagi konsumen untuk lebih leluasa dalam berbelanja bahan pokok, terutama saat menghadapi kenaikan harga pada sektor lain seperti transportasi atau listrik.
Berbeda dari komoditas lainnya, produk laut seperti ikan justru mengalami kenaikan harga yang signifikan:
Ikan kembung naik dari Rp41.354 menjadi Rp44.949 per kilogram.
Ikan tongkol naik dari Rp34.366 menjadi Rp36.432 per kilogram.
Ikan bandeng melonjak dari Rp34.598 menjadi Rp44.115 per kilogram.
Kenaikan harga ikan laut ini kemungkinan disebabkan oleh gelombang tinggi dan cuaca ekstrem di beberapa wilayah pesisir, yang memengaruhi aktivitas nelayan serta pasokan ke pasar.
Harga tepung terigu curah mengalami penurunan dari Rp9.759 menjadi Rp9.476 per kilogram, sementara versi kemasan juga turun menjadi Rp12.420 per kilogram dari sebelumnya Rp12.941.
Garam konsumsi juga turun signifikan dari Rp11.618 menjadi Rp10.430 per kilogram, menandakan perbaikan pasokan atau pengaruh musim kemarau awal.
Sementara itu, daging kerbau beku (impor) yang biasa menjadi alternatif lebih murah dari daging sapi, kini dihargai Rp105.000 per kilogram, turun tipis dari sebelumnya Rp105.306 per kilogram.