Mercedes-Benz bukan merek yang keras kepala.
Mereka beradaptasi dengan kebutuhan lokal. Contohnya adalah menghadirkan varian kemudi kanan (right-hand drive) untuk pasar Jepang.
Bahkan, beberapa model juga disesuaikan secara khusus dalam hal infotainment, suhu AC, dan fitur navigasi yang menggunakan bahasa Jepang.
Langkah-langkah seperti ini membuat konsumen Jepang merasa dimengerti dan dihargai.
Ini juga menciptakan kesan bahwa Mercedes-Benz bukan sekadar "mobil impor", tapi mobil yang cocok untuk kehidupan di Jepang.
6. Stabilnya Permintaan di Segmen Premium
Salah satu kunci sukses Mercedes-Benz di Jepang adalah stabilitas pasar premium.
Meskipun ekonomi global bergejolak, segmen atas di Jepang tetap kuat. Kelompok konsumen ini lebih memilih kendaraan yang tak hanya sebagai alat transportasi, tapi juga refleksi dari gaya hidup.
Mercedes-Benz mengisi ceruk ini dengan sangat sempurna. Mobil-mobil seperti E-Class dan S-Class kerap menjadi pilihan para pengusaha, pejabat tinggi, hingga pengacara sukses di Jepang.
7. Pengaruh Budaya dan Gaya Hidup Urban Jepang
Konsumen urban di Jepang, khususnya di Tokyo, Osaka, dan Yokohama, memiliki orientasi gaya hidup modern yang juga terinspirasi oleh tren global.
Mereka ingin terlihat berbeda, cerdas dalam memilih produk, dan menunjukkan gaya hidup progresif.
Mercedes-Benz, dengan identitas global dan desain kontemporer, menawarkan sesuatu yang lebih “cosmopolitan” dibanding merek lokal Jepang yang lebih konservatif.
Ini menjadi nilai jual yang kuat di kota-kota besar dengan mobilitas tinggi dan selera global.
8. Kebijakan Pajak Mobil Impor yang Tidak Terlalu Berat
Berbeda dengan negara lain yang membebani mobil impor dengan pajak tinggi, Jepang memiliki kebijakan yang relatif ramah terhadap mobil asing, terutama di kelas premium.