Di sesi kali ini, ANTARA berkesempatan memakai kultivar matcha jenis Uji Hikari yang masuk ke dalam heritage grade, dan memberikan hasil akhir yang lebih creamy.
Kultivar atau varietas ini hanya bisa tumbuh di wilayah Shirakawa, Jepang.
Tuang kembali air panas dengan takaran setengah bagi yang ingin mendapatkan hasil lebih kental dengan rasa yang kuat.
Sementara bagi yang ingin hasil akhirnya lebih lembut, dapat menuang air sampai penuh.
Pada proses berikutnya, kita akan diajak untuk mengaduk bubuk matcha yang sudah dituang air panas itu setidaknya selama satu menit menggunakan whisk.
Bagi anda yang memiliki sifat tidak sabaran, dimohon untuk menahan diri karena proses ini akan sedikit memakan tenaga.
Selama 30 detik anda akan diajak memegang gelas dengan tangan kiri, dan mengocok whisk dengan tangan kanan.
Teknik mengocoknya harus membentuk huruf M atau Z untuk membuat tekstur jadi makro atau pekat.
Pastikan whisk diletakkan menyentuh dasar gelas dan mengocoknya dengan cepat.
30 detik kemudian, barulah angkat whisk dekat ke permukaan dan kocok kembali untuk memecah tekstur pekat tadi jadi lebih lembut atau mikro.
Letakkan whisk ke tempat semula dan anda dapat mulai menikmati matcha buatan sendiri.
Sebenarnya tidak ada cara khusus untuk meminum matcha dari gelas.
Tapi barista server akan menyarankan anda untuk memegang gelas dengan menggunakan tangan kiri, dan tangan kanan memegang bagian bawah gelas.
Sedikit catatan, mungkin bagi sebagian orang rasa matcha akan sedikit pahit, sehingga anda perlu meminta hidangan penutup (dessert) yang dapat mengubah rasa pahit itu jauh lebih seimbang.
Salah satu yang sudah ANTARA coba adalah hidangan bernama Wagashi Nerikiri, sebuah manisan tradisional yang bentuknya sangat artistik hingga rasanya sayang untuk dimakan.
Menurut Fikar, bentuk dari hidangan ini akan berubah-ubah sesuai musim di Jepang. Saat ini, bentuknya menyerupai bunga peony berwarna merah muda yang sedang mekar di musim semi, lengkap dengan satu daun berwarna hijau.