Tenaga yang dihasilkan cukup untuk pemakaian harian dan membawa muatan penuh, baik penumpang maupun barang.
Meski kalah bertenaga dibanding kompetitor bermesin 1.5L DOHC modern seperti pada Toyota Veloz atau Mitsubishi Xpander, APV unggul dalam hal torsi di putaran bawah—ideal untuk mengangkut beban berat di rute dalam kota maupun pegunungan.
Konsumsi bahan bakarnya juga terbilang irit untuk kelas MPV high-roof, menjadikan APV pilihan favorit pelaku usaha yang ingin menekan biaya operasional.
Perbandingan dengan MPV Lain :
1. APV vs Toyota Veloz
Toyota Veloz hadir dengan desain mewah dan teknologi kekinian seperti Toyota Safety Sense, start-stop engine, dan panoramic view monitor.
Namun, harga varian tertinggi Veloz menembus Rp300 juta lebih, membuat APV lebih unggul dari sisi affordability.
2. APV vs Mitsubishi Xpander
Xpander dikenal nyaman dan bertenaga, dengan fitur lengkap dan tampilan modern.
Namun, kapasitas bagasi Xpander terasa lebih sempit dibandingkan kabin fleksibel milik APV. Untuk usaha travel, APV tetap jadi opsi praktis.
3. APV vs Wuling Confero
Confero jadi rival langsung dari segi harga. Meski Confero punya fitur kekinian dan AC double blower, APV masih lebih unggul dalam hal ketahanan, resale value, serta jaringan purna jual Suzuki yang lebih luas di seluruh Indonesia.
Di tengah persaingan dengan para pendatang baru yang lebih modis dan modern, Suzuki APV tetap eksis.
Apa rahasianya?
Harga Kompetitif – APV tetap menjadi salah satu MPV 8-penumpang dengan harga paling terjangkau.
Reliabilitas Teruji – APV sudah digunakan berbagai sektor, dari layanan publik hingga kendaraan niaga, selama lebih dari 20 tahun.