Ciri khas utama sambal geprek adalah penggunaan cabai rawit merah yang diulek bersama bawang putih dan sedikit garam, lalu disiram dengan minyak panas untuk menambah aroma dan cita rasa.
Ayam goreng yang digunakan biasanya dibalut tepung krispi ala ayam goreng ala barat, lalu digeprek bersama sambalnya.
Kombinasi tekstur renyah dan rasa pedas membuat sensasi makan sambal geprek begitu menggugah selera.
Tingkat kepedasan sambal geprek pun bisa disesuaikan sesuai permintaan, mulai dari level 1 hingga puluhan level.
Banyak pecinta kuliner pedas tertantang untuk mencoba level-level tinggi sambal geprek demi merasakan sensasi membakar lidah yang memuaskan.
Seiring dengan meningkatnya popularitas sambal geprek, banyak pelaku usaha kuliner yang menghadirkan inovasi baru.
Tidak hanya menggunakan sambal bawang, kini sambal geprek hadir dalam berbagai varian seperti:
Sambal matah – sambal khas Bali yang segar dan harum.
Sambal ijo – sambal cabai hijau yang lebih ringan di lidah.
Sambal keju – perpaduan antara pedas dan gurih keju leleh.
Sambal geprek telur asin – kombinasi sambal dengan saus telur asin creamy.
Bahkan, ada juga varian sambal geprek dengan tambahan topping seperti mozzarella, mie goreng, nasi bakar, hingga jengkol dan pete yang semakin memperkaya rasa.
Melonjaknya minat masyarakat terhadap sambal geprek menjadikan bisnis kuliner ini sangat menjanjikan.
Banyak UMKM dan franchise besar berlomba-lomba membuka gerai ayam geprek dengan berbagai konsep dan branding.
Hanya dengan modal terjangkau, pelaku usaha bisa memulai bisnis ayam geprek rumahan yang menjanjikan keuntungan besar.
Menurut data dari berbagai platform pemesanan makanan online, menu ayam geprek dan sambal geprek konsisten masuk dalam daftar 10 besar makanan paling banyak dipesan setiap harinya.