Serangan yang dilakukan oleh Angkatan Udara Israel pada Jumat (13/6) dini hari dilaporkan menghantam sejumlah fasilitas penting di Iran, termasuk pusat pengembangan nuklir di Natanz, Fordow, dan Isfahan, serta pangkalan militer di wilayah barat laut Iran.
Laporan dari media Iran menyebutkan bahwa beberapa pejabat militer senior dan ilmuwan nuklir tewas dalam serangan tersebut.
Otoritas militer dan intelijen Israel menyatakan bahwa operasi ini merupakan langkah preventif untuk mencegah ancaman eksistensial dari program nuklir Iran yang diklaim sudah hampir mencapai “titik tanpa kembali.”
BACA JUGA:Anggota DPR : Pancasila Adalah Warisan Pendiri Bangsa
BACA JUGA:DPR Desak Evaluasi Perekrutan Petugas Haji: Harus Selektif dan Profesional !
Namun demikian, langkah tersebut menuai kecaman internasional dan dinilai sebagai tindakan sepihak yang dapat memicu perang regional.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengecam serangan itu sebagai kejahatan berat dan memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi “nasib pahit dan mengerikan.”
Iran merespons dengan meluncurkan Operasi Janji Sejati 3 (Operation True Promise 3), sebuah serangan balasan yang menargetkan wilayah Israel.
BACA JUGA:Naikkan Gaji Hakim, Prabowo: Negara Kita Kuat, Makmur, dan Kaya !
BACA JUGA:Prabowo Tegaskan: Regulasi Harus Fleksibel, Kenyal, dan Efisien !
Puluhan korban dilaporkan jatuh akibat operasi tersebut, memperparah situasi yang sudah memanas.
Sebagai salah satu negara yang konsisten memperjuangkan perdamaian dunia, Indonesia melalui BKSAP DPR RI menyatakan komitmennya untuk terus mendorong penyelesaian konflik secara damai dan menjunjung tinggi mekanisme hukum internasional.
Mardani menyebut bahwa dalam situasi global yang sedang dilanda krisis kemanusiaan, konflik geopolitik, dan ketegangan antarnegara, deeskalasi menjadi langkah yang paling dibutuhkan, bukan provokasi militer.
BACA JUGA:Ketua DPR RI : Lebih dari Sekedar Afirmatif
BACA JUGA:KSAD Pererat Hubungan Bilateral dengan Negara Lain
“Dalam situasi penuh ketegangan seperti ini, suara parlemen sebagai representasi rakyat dunia menjadi penting untuk menekan pihak-pihak yang cenderung menggunakan kekuatan militer secara sepihak,” kata Mardani.