Meski begitu, ia masih enggan merinci negara mana saja yang telah menawarkan kontrak atau bentuk kerja samanya.
“Karena ini masih tahap penjajakan dan rahasia dagang, kami belum bisa ungkapkan lebih jauh. Yang pasti, responnya sangat positif,” katanya.
Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin yang turut hadir dalam pembukaan Indo Defence 2025 menekankan bahwa acara ini menjadi momentum emas bagi industri pertahanan dalam negeri untuk membuktikan diri kepada dunia.
“Indo Defence adalah panggung besar. Lebih dari 1.180 peserta dari 42 negara hadir di sini. Ini menunjukkan betapa besar ketertarikan dunia terhadap kapabilitas pertahanan Indonesia,” ujar Sjafrie.
Ia juga menekankan pentingnya membangun kemitraan strategis antara industri pertahanan lokal dengan mitra asing untuk transfer teknologi, investasi, dan penguatan kapasitas produksi nasional.
“Semakin banyak kontrak kerja sama yang terbangun, semakin cepat pula Indonesia mencapai kemandirian alutsista,” katanya.
Industri pertahanan dalam negeri semakin menunjukkan kelasnya.
Dari kendaraan tempur hingga teknologi anti-drone canggih, semua dirancang dan dibuat oleh tangan-tangan anak bangsa.
Mobil SignalFort V-REX hanya satu dari sekian banyak bukti bahwa Indonesia mampu bersaing dalam teknologi militer modern.
Dengan dukungan pemerintah, kemitraan internasional, dan semangat inovasi dari pelaku industri lokal, impian Indonesia untuk mandiri dalam bidang pertahanan bukan lagi sekadar wacana, tetapi sedang diwujudkan langkah demi langkah.