Dengan tampilan layaknya kendaraan SUV beratap tinggi, V-REX dilengkapi modul jammer multiband, radar pendeteksi UAV, serta sistem pengendalian terintegrasi.
Kombinasi ini memungkinkan deteksi dini terhadap drone musuh dan penanganan cepat sebelum drone mencapai target.
Selain V-REX, PT Internusa Pasific Perkasa juga memperkenalkan SignalFort FD-A6, sebuah sistem anti-drone portabel yang bisa dibawa langsung oleh prajurit dalam misi taktis.
BACA JUGA:Mau Punya Suzuki S-Presso 2025 ? Ini Skema Cicilan Mulai Rp2 Jutaan, Gaji UMR Masih Tenang !
BACA JUGA:7 Fitur Unggulan Suzuki S-Presso 2025 : Dari Idling Stop hingga Apple CarPlay !
Alat ini menawarkan mobilitas tinggi, memungkinkan prajurit melakukan penetralan drone secara cepat dan akurat di medan operasi.
“FD-A6 bisa digunakan untuk operasi gerilya atau misi pengamanan terbatas. Alat ini ringan, praktis, dan memiliki jangkauan efektif dalam radius puluhan meter. Sangat berguna untuk satuan-satuan kecil di medan berat,” terang Surianto.
Tak berhenti di sana, perusahaan ini juga menampilkan SignalFort CS Audio3, alat penyadap dan pengacau sinyal yang dikemas dalam bentuk kotak tisu.
Dengan desain kamuflase, alat ini cocok digunakan dalam ruang rapat atau pertemuan penting untuk mencegah pencurian data melalui rekaman audio atau video.
“SignalFort CS Audio3 bekerja secara pasif namun sangat efektif. Siapa pun yang mencoba merekam pembicaraan atau mengambil gambar menggunakan perangkat elektronik akan gagal, karena frekuensi penting telah terganggu. Alat ini sudah digunakan dalam beberapa pertemuan rahasia berskala nasional,” jelasnya.
Dalam ajang Indo Defence 2025, PT IPP bukan satu-satunya peserta dari Indonesia.
Sejumlah BUMN pertahanan seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) turut ambil bagian dengan memamerkan alutsista andalan seperti kendaraan tempur, kapal perang, dan pesawat angkut militer.
Namun, kehadiran perusahaan swasta seperti IPP menjadi penanda penting bahwa ekosistem industri pertahanan dalam negeri mulai terdiversifikasi, tidak hanya bergantung pada BUMN, tetapi juga membuka ruang bagi inovasi sektor swasta nasional.
“Partisipasi kami di Indo Defence 2025 adalah bukti bahwa putra-putri bangsa bisa menciptakan solusi pertahanan modern yang efektif dan kompetitif,” ujar Surianto. “Kami percaya kemandirian pertahanan harus dimulai dari dalam negeri. Itulah semangat yang kami bawa ke forum ini.”
Surianto menyebut, sejumlah negara dan perusahaan asing telah menunjukkan minat tinggi terhadap produk-produk yang ditampilkan perusahaannya.
Beberapa di antaranya bahkan telah mengajukan proposal kerja sama pengembangan teknologi dan uji coba operasional.