Kini, hampir setiap pedagang mi ayam atau bakso menyajikan pangsit sebagai pelengkap utama.
Secara umum, pangsit terdiri dari dua komponen utama: kulit pangsit dan isian.
Kulitnya terbuat dari adonan tepung terigu, air, dan sedikit garam, kemudian diisi dengan daging cincang seperti ayam, udang, atau campuran sayuran.
Setelah diisi, pangsit bisa diolah dengan berbagai cara:
Pangsit rebus memiliki tekstur lembut dan juicy.
Biasanya disajikan dalam kuah kaldu ayam yang gurih, lengkap dengan daun bawang dan bawang goreng.
Jenis ini sangat cocok disantap sebagai menu makan siang atau malam yang menghangatkan.
Pangsit goreng memiliki kulit yang renyah dan isian yang gurih. Sangat cocok dijadikan camilan atau teman makan mi ayam.
Biasanya digoreng dalam minyak panas hingga berwarna keemasan dan disajikan dengan saus sambal manis-pedas.
Pangsit jenis ini cenderung lebih sehat karena tidak menggunakan minyak. Proses kukus membuat tekstur pangsit menjadi lembut namun tetap padat.
Biasanya disajikan dengan saus kecap atau saus asam manis.
Dalam perkembangannya, pangsit tidak lagi sekadar makanan tradisional.
Kini banyak restoran yang menyajikan fusion wonton, seperti pangsit isi keju mozzarella, pangsit carbonara, hingga pangsit sayuran organik untuk vegan.
Pangsit pun semakin diminati oleh generasi muda yang menggemari makanan praktis namun tetap lezat.
Selain itu, banyak pelaku UMKM memanfaatkan peluang ini dengan menjual pangsit beku siap goreng atau rebus, yang bisa disimpan di freezer dan dimasak kapan saja. Hal ini menjadikan pangsit sebagai produk kuliner yang adaptif terhadap kebutuhan zaman.
Pangsit memang lezat, namun perlu diperhatikan kandungan gizinya.