Rendang Daging Warisan Kuliner Minang yang Mendunia dan Digemari di Seluruh Dunia

Selasa 03 Jun 2025 - 07:20 WIB
Reporter : Yuli
Editor : Dahlia

Proses pembuatan rendang dimulai dengan menumis bumbu halus hingga harum, lalu ditambahkan santan dan daging sapi.

Campuran ini dimasak dengan api kecil dalam waktu yang lama sambil terus diaduk agar tidak gosong.

Proses panjang ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dan mengawetkan masakan secara alami.

Tahapan memasak rendang dapat dibagi menjadi tiga: kalio (rendang setengah jadi yang masih basah), rendang basah, dan rendang kering.

Rendang kering yang matang sempurna bisa bertahan hingga berbulan-bulan tanpa bahan pengawet, jika disimpan dalam wadah kedap udara.

Rendang daging mendapat pengakuan internasional sebagai salah satu makanan terbaik di dunia. Pada tahun 2011, rendang dinobatkan sebagai "World's 50 Most Delicious Foods" oleh CNN.

Tak hanya itu, banyak restoran di luar negeri, terutama di Malaysia, Singapura, Australia, hingga Belanda dan Inggris, yang menyajikan rendang sebagai menu andalan.

Popularitas rendang juga menjadikan masakan ini sebagai duta kuliner Indonesia dalam berbagai festival makanan internasional. Duta besar dan diaspora Indonesia kerap memperkenalkan rendang sebagai ikon kuliner Nusantara yang membanggakan.

Masyarakat Minangkabau memiliki filosofi tersendiri dalam proses memasak rendang.

Bahan-bahannya dianggap sebagai simbol kehidupan: daging sapi melambangkan “niniak mamak” (pemimpin adat), santan sebagai “kaum ibu”, cabai sebagai “cadiak pandai” (kaum intelektual), dan bumbu rempah lainnya sebagai “anak kemenakan” (generasi muda). Filosofi ini memperlihatkan keharmonisan struktur sosial dalam budaya Minangkabau.

Meskipun rendang daging sapi adalah varian paling populer, saat ini telah berkembang berbagai versi rendang sesuai dengan selera lokal dan bahan baku yang tersedia.

Beberapa varian rendang yang mulai dikenal luas antara lain rendang ayam, rendang paru, rendang jengkol, hingga rendang jamur untuk vegetarian.

Inovasi ini membuktikan bahwa rendang adalah masakan yang adaptif, tetapi tetap menjaga esensi dan kekayaan rasa khasnya.

Beberapa UMKM dan produsen rumahan juga mulai memasarkan rendang dalam bentuk kemasan praktis dan tahan lama, cocok sebagai oleh-oleh khas Indonesia.

Rendang daging bukan hanya sekadar makanan, melainkan bagian dari identitas budaya yang patut dilestarikan.

Di tengah tren globalisasi, rendang tetap eksis dan bahkan semakin dikenal luas berkat peran diaspora dan promosi digital.

Kategori :