KORANPALPOS.COM - Penyakit Inflammatory Bowel Disease (IBD) atau peradangan usus masih menjadi tantangan kesehatan yang serius karena dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak.
Namun, menurut pakar penyakit dalam dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana, Dr. dr. Hasan Maulahela, Sp.PD-KGEH, IBD dapat disembuhkan atau dikendalikan secara optimal selama pasien mendapatkan perawatan yang tepat dan menjaga pola hidup sehat.
Dalam sebuah diskusi daring yang digelar pada Senin (19/5), dr. Hasan menjelaskan bahwa target utama penanganan IBD adalah mencapai kondisi remisi, yakni kondisi di mana gejala peradangan hilang sepenuhnya dan pasien dapat kembali menjalani kehidupan normal tanpa gangguan.
“IBD secara umum memang targetnya adalah remisi. Dalam istilah awamnya, itu bisa dibilang sembuh total. Tapi tetap membutuhkan perawatan jangka panjang untuk mencegah kekambuhan,” ujar dr. Hasan.
BACA JUGA:Tingkatkan Nafsu Makan dan Obati Maag dengan Bunga Pepaya
BACA JUGA:Sembuhkan Penyakit Kulit dengan Jus Rumput Gandum
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa IBD tidak hanya menyerang saluran cerna, khususnya usus besar dan usus halus, tetapi juga dapat berdampak pada organ lain seperti sendi, kulit, dan mata.
Oleh karena itu, terapi terhadap IBD perlu dilakukan secara menyeluruh dan tidak hanya berfokus pada gejala usus saja.
Dalam kasus tertentu, pengobatan IBD tidak cukup hanya dengan terapi obat.
Tindakan operasi mungkin diperlukan apabila terjadi penyumbatan atau penyempitan saluran pencernaan yang tidak bisa diatasi melalui prosedur endoskopi.
BACA JUGA:Begini Cara Mencegah Penularan Tuberkulosis
BACA JUGA:Redakan Nyeri Rematik dan Asam Urat dengan Timun
“Operasi dilakukan kalau ada komplikasi seperti striktur atau penyempitan usus yang tidak responsif terhadap pengobatan,” jelasnya.
dr. Hasan juga mengingatkan bahwa pasien IBD yang tidak menjalani terapi secara konsisten dan tidak mengontrol peradangannya berisiko terkena komplikasi serius seperti kanker kolorektal (kanker usus besar).
Risiko ini biasanya muncul pada pasien yang mengalami peradangan kronis dalam jangka waktu yang sangat lama, hingga puluhan tahun.