Vita menyebutkan bahwa mayoritas wisatawan berasal dari dalam provinsi serta dari wilayah Pulau Jawa, dengan ketertarikan tinggi pada wisata religi, budaya, dan kuliner.
“Yang paling ramai tetap Palembang. Banyak yang datang untuk wisata religi ke Masjid Agung, ziarah, serta mencicipi kuliner khas seperti pempek, model, dan pindang,” katanya.
Peningkatan kunjungan ini tidak lepas dari strategi promosi yang diterapkan oleh Disbudpar Sumsel, termasuk pemanfaatan media sosial, kolaborasi dengan influencer pariwisata, serta penyelenggaraan berbagai event budaya dan festival daerah.
Sejumlah program unggulan yang mendukung pariwisata antara lain:
• Festival Sriwijaya yang digelar rutin tiap tahun
• Tour de Ranau di perbatasan OKU Selatan dan Lampung
• Palembang Darussalam Festival untuk mempromosikan sejarah dan peradaban Islam
Menurut Vita, promosi pariwisata yang mengangkat keunikan lokal dan warisan budaya menjadi magnet utama bagi wisatawan domestik maupun luar daerah.
BACA JUGA:Hutama Karya: 299.271 Kendaraan Lintasi JTTS
Meski capaian positif telah diraih, tantangan sektor pariwisata Sumsel tak sedikit, mulai dari infrastruktur menuju destinasi, akomodasi di daerah terpencil, hingga sinergi antarsektor.
“Masih banyak destinasi yang berpotensi tapi belum maksimal karena aksesnya sulit atau belum ada pendampingan kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Ke depan, kami akan memperluas program pelatihan dan pendampingan di kabupaten/kota,” jelas Vita.
Dengan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha pariwisata, dan masyarakat lokal, Disbudpar Sumsel berharap Sumatera Selatan bisa menjadi salah satu destinasi unggulan di kawasan barat Indonesia. (cep)