KORANPALPOS.COM – Pada saat media dunia dan tanah air mengalami turbulensi akibat terpaan badai platform global dan kebijakan efisiensi anggaran kementerian dan lembaga, media arus utama di China nampak masih digdaya sembari terus melakukan transformasi serta adaptasi pada media baru.
Platform perusahaan teknologi besar dari Grup Meta yakni Facebook, Instagram, Whatsapp, Messenger, Oculus dan Meta Business Suite telah mendisrupsi iklan digital media arus utama, demikian pula Google, YouTube, X dan platform seperti threat telah menjadi pemain utama dalam pasar periklanan digital di Indonesia.
Namun kalau kita berkunjung ke China maka platform-platform global tersebut tidak bisa diakses melalui Wi-Fi atau "Wireless Fidelity", demikian pula melalui kabel ethernet (juga dikenal sebagai kabel LAN) dengan konektor RJ45 yang menjadi fasilitas di kamar-kamar hotel.
BACA JUGA:Libatkan Partisipasi Publik
BACA JUGA:Buat Aturan Baru dan Pengawasan Ketat
Platform messenger buatan Amerika Serikat WhatsApp tidak digunakan di China, mereka menggunakan platform buatan mereka sendiri bernama WeChat, yang sekaligus bisa berfungsi sebagai alat pembayaran (payment system) WeChat Pay selain Alipay dompet digital milik Jack Ma, Chairman Executive Alibaba Group.
Untuk sosial media mereka menggunakan Weibo, facebook versi China dan sosial media yang kini penggunanya menempati urutan nomer satu di dunia, TikTok atau Douyin untuk versi pasar China, buatan Bytedance Ltd, yang didirikan Zhang Yiming pada 2012.
Dibanding dulu China pada era Presiden Xin Jiping dengan misi peran global Belt and Road Initiative nampaknya lebih terbuka dengan new era, namun sepertinya keterbukaan mereka bukan diserahkan pada liberalisme pasar bebas tetapi masih dikendalikan oleh otoritas setempat.
BACA JUGA:Buat Aturan Baru dan Pengawasan Ketat
BACA JUGA:Pencegahan Dini dan Edukasi Masyarakat
Tengok saja tayangan-tayangan televisi yang ada di berbagai hotel di sana, masih sulit dijumpai kanal (channel) televisi dari Amerika Serikat seperti ABC, CBS, NBC, Disney Channel, HBO, ESPN, CNN, Fox, dan banyak lagi. Di kamar-kamar hotel hanya tersedia saluran CCTV dan CGN.
CCTV (China Central Television) adalah saluran televisi milik negara yang dikendalikan Partai Komunis China (CPC) dengan sekitar 15 saluran yang ditujukan untuk berbagai tujuan, termasuk berita, hiburan, olahraga, dan dokumenter.
Selain itu ada CGTN (China Global Television Network) yang merupakan saluran berita internasional yang menyiarkan program dalam berbagai bahasa. CGTN ini mirip CNN atau Aljazeera dengan news anchor atau pembaca berita berwajah bule.
Kemudian ada Hunan Television, stasiun televisi provinsi yang terkenal dengan acara realitas dan varietas.
Kedaulatan digital apalagi pada era perang dagang dewasa ini nampak menguntungkan negara ini.