Hal ini membuat siswa, orang tua, bahkan institusi pendidikan mengejar angka dan kelulusan, terkadang dengan mengorbankan nilai-nilai seperti kejujuran dan tanggung jawab.
"Pendidikan kita terlalu berorientasi pada capaian akademik semata. Hal ini membuat siswa dan orang tua merasa bahwa nilai atau kelulusan adalah segalanya," ungkap Trina.
Kejujuran, integritas, empati, dan keberanian moral seharusnya ditanamkan sejak dini.
Pendidikan seharusnya membentuk manusia utuh, bukan hanya individu yang cerdas secara akademik, tetapi juga dewasa secara etika dan sosial.
BRIN mendukung pendekatan pendidikan yang lebih humanis dan holistik.
Artinya, proses belajar harus melibatkan pembangunan karakter, bukan hanya penguasaan materi.
Dengan demikian, nilai-nilai integritas akan melekat bukan karena takut tertangkap, tetapi karena sadar akan pentingnya kejujuran dalam hidup.
Tepat di Hari Pendidikan Nasional, insiden ini menjadi refleksi bahwa Indonesia masih punya pekerjaan besar dalam membangun sistem pendidikan yang adil, berkualitas, dan berintegritas.
Namun, insiden ini juga membuktikan bahwa Indonesia punya niat dan kapasitas untuk berubah.
Langkah cepat SNPMB untuk mengungkap dan menindak kecurangan adalah contoh konkret bahwa sistem bisa dan harus diperbaiki.
Pemerintah pun diharapkan turun tangan dalam menertibkan lembaga bimbingan belajar yang tidak bertanggung jawab, serta menyusun kebijakan yang mengedepankan nilai-nilai pendidikan, bukan sekadar persaingan kuantitatif.
Masyarakat tidak bisa terus mengandalkan sistem pengawasan yang keras tanpa membenahi sistem nilai.
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang membentuk pribadi jujur karena sadar, bukan karena takut dihukum.
Momentum Hardiknas 2025 bisa menjadi titik balik. Kecurangan dalam UTBK bukan akhir dari segalanya.
Justru dari kasus ini masyarakat diingatkan kembali bahwa pendidikan adalah ruang pembentukan karakter, bahwa pendidikan adalah tempat tumbuhnya empati, integritas, dan tanggung jawab.
Saatnya Indonesia mewujudkan pendidikan yang tak hanya mengejar prestasi, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.