Toyota tetap optimis meskipun belum bisa memastikan kapan proyek pembangunan pabrik baterai akan terealisasi.
Indonesia memiliki potensi besar untuk mewujudkan ini, mengingat kekayaan sumber daya bahan baku baterai dan jejak yang telah dibuat dalam melokalisasi produksi serta ekspor.
Di sisi lain, Toyota Motor Corporation, yang diwakilkan oleh Presiden dan Chief Engineer eksekutif Toyota Daihatsu Engineering and Manufacturing Co. LTD, Yoshiki Konishi, mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan salah satu produsen baterai terkemuka di dunia, yakni CATL (Contemporary Amperex Technology Co. Limited), untuk memproduksi baterai EV di Indonesia.
Yoshiki Konishi menjelaskan, akan bekerja sama dengan CATL yang sudah memiliki fasilitas produksi baterai.
CATL adalah produsen baterai lithium-ion terkemuka asal China yang mengkhususkan diri dalam manufaktur baterai, sistem penyimpanan energi, dan manajemen baterai kendaraan listrik.
Pada tahun 2018, CATL mencapai volume penjualan tahunan sebesar 21,18 GWh, menjadikannya penyedia solusi baterai terbesar ketiga di dunia untuk kendaraan listrik, kendaraan listrik hibrida, dan hibrida plug-in, setelah Panasonic (Sanyo) dan BYD.
Toyota telah memilih kemitraan dengan CATL sebagai langkah strategis dalam mengembangkan ekosistem mobil listrik di Indonesia, dengan tujuan untuk mengurangi emisi karbon dan mendorong mobilitas ramah lingkungan di negara ini.
Meskipun tanggal pasti untuk pembangunan pabrik baterai belum diumumkan, langkah-langkah ini menandai komitmen Toyota untuk memajukan industri EV di Indonesia dan menjadikan negara ini pusat perhatian dalam industri otomotif global yang semakin berkelanjutan. (*/ant)