Dikatakannya lagi, seiring dan berjalannya waktu, midang ini terus mengalami perkembangan sehingga menjadi sebuah agenda pariwisata di OKI.
"Bahkan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda (WBTB) oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI," tuturnya.
Masih kata dia, selain Midang Bebuke, pada hari raya Idul Fitri tahun ini juga dimeriahkan dengan perlombaan Cang Incang yang diikuti oleh anak muda gen Z.
BACA JUGA:Gedung SDN 11 Pemulutan Barat Rusak Parah Diterjang Pohon Tumbang
BACA JUGA:Pasca Lebaran, Harga Telur Ayam Ras di Baturaja Turun
"Lomba ini bertujuan menginspirasi lebih banyak anak muda OKI untuk mencintai dan mengerti nilai budaya daerah ditengah terpaan kemajuan teknologi digital," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Sumsel, H Herman Deru mengaku bangga masyarakat OKI kuat menjaga tradisinya. Generasi muda menurutnya harus tahu dan bangga juga dengan budaya daerahnya ditengah kemajuan teknologi digital.
"Tradisi Cang-incang adalah sastra lisan yang diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat Kayuagung, Sumatera Selatan. Tradisi ini biasanya ditampilkan pada upacara pernikahan," jelasnya.
BACA JUGA:Gedung SDN 11 Pemulutan Barat Rusak Parah Diterjang Pohon Tumbang
BACA JUGA:Pasca Lebaran, Harga Telur Ayam Ras di Baturaja Turun
Ciri khas Cang-Incang Kayuagung mengandung kata-kata klasik dan ungkapan-ungkapan yang mencerminkan kebudayaan masyarakat setempat.
Biasanya dituturkan oleh mempelai perempuan kepada keluarganya pada saat ia akan melangsungkan acara pernikahan. Juga dipergunakan oleh pemuka adat dalam upacara adat perkawinan masyarakat Kayuagung.
Melalui perlombaan Cang-incang, diharapkan akan ada generasi penerus yang akan terus melestarikan tradisi turun-temurun itu.
BACA JUGA:Wabup OKU Hadiri Open House Gubernur Sumsel di Griya Agung Palembang
BACA JUGA:Bupati Toha : Hari Raya Idul Fitri, Momen Pererat Silaturahmi Pemerintah dan Masyarakat
Bupati OKI, H Muchendi mengemukakan, midang dan cang incang bukan hanya milik masyarakat OKI tapi telah berkembang menjadi warisan budaya tak benda nasional.