Menurutnya, inovasi semacam itu adalah elemen penting dalam mendeteksi buku-buku bajakan.
Dia berharap adanya pihak yang mau mengadukan permasalahan pembajakan, baik dari kalangan penulis, penerbit, maupun pembaca, dapat membantu para marketplace dalam mengidentifikasi dan mengatasi buku-buku yang terindikasi sebagai barang bajakan.
Sebagai seorang kreator dan pemain kunci dalam ekosistem perbukuan, Dee merasa memiliki tanggung jawab dalam memerangi pembajakan buku.
Dia telah berusaha memberikan edukasi kepada pembacanya tentang bagaimana mengidentifikasi buku bajakan dalam berbagai kesempatan, termasuk saat acara wicara, penandatanganan buku, dan melalui media sosial.
Dee juga memberikan beberapa tips sederhana kepada pembaca tentang cara mendeteksi buku digital yang mungkin bajakan.
Dia menyarankan untuk memeriksa dari mana buku tersebut dirilis dan memperhatikan harga yang terlalu murah.
Buku digital yang sah biasanya hanya dikeluarkan oleh penyedia layanan buku digital yang sah, seperti Google Play Store dan Amazon.
Di sisi lain, untuk mendeteksi buku palsu di marketplace, Dee mengingatkan bahwa buku bajakan seringkali dijual dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan buku asli.
Hal ini menjadi salah satu indikator yang dapat membantu pembaca dalam menghindari buku digital yang bajakan.
Keprihatinan Dewi Lestari tentang pembajakan buku merupakan isu yang relevan dalam era digital saat ini.
Buku adalah sumber pengetahuan dan hiburan yang sangat berharga, dan tindakan pembajakan dapat merugikan para penulis, penerbit, dan seluruh industri perbukuan.
Melalui kesadaran dan edukasi, serta kerja sama antarpihak terkait, diharapkan dapat diciptakan solusi yang lebih baik untuk mengatasi masalah pembajakan buku di dunia maya. ***