Sebuah riset yang dilakukan oleh Mastor, Kasan, dan Locke (2019) dalam jurnal Fasting Effects on Emotion Changes menyatakan bahwa puasa Ramadhan berpengaruh pada penurunan detak jantung dan konsumsi oksigen.
Hal ini menunjukkan bahwa metabolisme tubuh bergerak ke arah perlambatan dan penyimpanan energi, yang merupakan adaptasi alami tubuh saat puasa.
Dengan demikian, puasa dapat menjadi metode efektif untuk melatih kesabaran dan mengendalikan emosi.
Menahan marah bukan hanya soal menjaga etika dan kesabaran, tetapi juga memiliki manfaat besar bagi kesehatan, khususnya kesehatan jantung dan sistem kardiovaskular.
Puasa memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk melatih diri dalam mengendalikan emosi, yang pada akhirnya berdampak baik bagi tubuh secara keseluruhan.
Oleh karena itu, selama bulan Ramadhan, umat Muslim dianjurkan untuk tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan amarah demi kesehatan jiwa dan raga. Wallahu a'lam bis shawab. (sumber : nu.or.id)