KORANPALPOS.COM – Drainase yang seharusnya berfungsi sebagai saluran pembuangan air justru berubah menjadi tempat sampah bagi sebagian warga di Kota Palembang.
Kebiasaan buruk ini membuat banyak selokan tersumbat dan menjadi faktor utama penyebab banjir, terutama di kawasan perkampungan.
Dari pantauan di berbagai titik, banyak saluran air yang dipenuhi sampah plastik, sisa makanan, dedaunan, hingga material bangunan.
Akibatnya, air yang seharusnya mengalir lancar menjadi terhambat dan meluap ke jalan serta permukiman warga saat hujan deras mengguyur kota.
BACA JUGA:Produksi Padi Sumsel Dipastikan Terjaga
BACA JUGA:Pengelolaan IPAL di Kota Palembang Diperpanjang hingga Tahun 2028
Kawasan-kawasan yang paling terdampak antara lain Pipa Reja, Sekip, Pahlawan, simpang empat Polda Sumsel, Perumnas, Plaju, Seberang Ulu (SU) I dan II, serta sejumlah titik di Jalan Kol H Burlian.
Di daerah-daerah ini, banjir sudah menjadi langganan setiap musim hujan, menyebabkan aktivitas warga terganggu dan menimbulkan kerugian materi.
Salah satu penyebab utama tersumbatnya drainase di Palembang adalah kebiasaan sebagian warga yang masih membuang sampah sembarangan.
Banyak yang menganggap selokan sebagai tempat sampah alami, tanpa menyadari dampak buruknya.
BACA JUGA:Palembang Bersiap Terapkan Ganjil-Genap : Dimulai dari Jalan Ini !
BACA JUGA:Pemkot Palembang Hapus Kegiatan Seremoni : Fokus Sentuh Warga !
"Setiap hari ada saja orang yang membuang sampah ke selokan. Mulai dari plastik, bekas makanan, hingga barang-barang besar seperti kasur dan kursi. Akibatnya, air tidak bisa mengalir dan saat hujan deras, banjir pasti terjadi," ujar Indah, warga Perumnas, Jumat (14/3).
Siti, warga Ilir Barat I, juga mengeluhkan kondisi ini.
"Kami sering melihat sampah menumpuk di drainase. Kalau hujan deras, airnya meluap dan masuk ke rumah-rumah. Kami berharap ada tindakan tegas dari pemerintah," katanya.