Tambahkan santan, sari daun pandan, garam, dan vanili, aduk rata.
Masukkan tepung terigu sedikit demi sedikit sambil terus diaduk agar tidak menggumpal.
Siapkan loyang yang telah diolesi margarin, lalu tuang adonan ke dalamnya.
Panggang dalam oven dengan suhu 180°C selama kurang lebih 45 menit hingga matang dan bagian atasnya kecoklatan.
Angkat, dinginkan, dan potong sesuai selera sebelum disajikan.
Di banyak keluarga, tradisi membuat Kue Kojo menjelang Hari Raya menjadi momen kebersamaan yang dinantikan.
Proses membuatnya sering dilakukan bersama-sama, baik oleh ibu-ibu di dapur maupun anak-anak yang membantu dalam mengaduk adonan atau mengolesi loyang.
Saat Lebaran tiba, Kue Kojo biasanya disajikan bersama teh manis atau kopi hitam, menambah kenikmatan dalam obrolan hangat antaranggota keluarga.
Selain itu, kue ini juga kerap dijadikan hantaran bagi sanak saudara atau tamu yang berkunjung.
Seiring waktu, variasi Kue Kojo pun mulai bermunculan.
Ada yang menambahkan keju parut di atasnya, menggantinya dengan gula aren untuk rasa yang lebih khas, atau membuatnya dalam versi kukus agar lebih lembut.
Beberapa inovasi lainnya termasuk penggunaan perisa durian atau cokelat untuk menyesuaikan dengan selera modern.
Namun, meskipun telah mengalami berbagai modifikasi, versi klasik Kue Kojo tetap menjadi primadona, terutama saat Hari Raya.
Kehadirannya bukan hanya sebagai makanan, tetapi juga sebagai pengingat akan kekayaan budaya dan tradisi yang harus terus dilestarikan.
Kue Kojo bukan sekadar sajian biasa, tetapi juga bagian dari identitas kuliner masyarakat Melayu yang erat kaitannya dengan momen-momen istimewa seperti Hari Raya.
Dengan rasa yang khas, proses pembuatan yang mudah, serta makna filosofis yang dalam, tidak heran jika kue ini selalu menjadi favorit dan terus bertahan dari generasi ke generasi.