"Setiap tahun, alasan yang sama digunakan oleh pengusaha dan pejabat yang cenderung mengamini kenaikan harga ini. Padahal, terkadang pemerintah tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasinya," jelas Yan.
Menurutnya, ada kecenderungan pengusaha untuk mengambil keuntungan lebih besar saat harga pangan naik. Oleh karena itu, ia mengimbau para pengusaha agar lebih memperhatikan kondisi masyarakat.
"Jangan menaikkan harga terlalu tinggi. Tidak semua orang mampu membeli bahan pokok dengan harga yang melambung," tegasnya.
Menanggapi kondisi ini, Kepala Dinas Perdagangan Kota Palembang, Gunawan, menyatakan bahwa pemerintah akan menggelar pasar murah di 18 kecamatan sebagai upaya membantu warga mendapatkan bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.
"Dengan pasar murah ini, diharapkan harga tetap stabil dan pasokan mencukupi untuk kebutuhan warga," ujar Gunawan.
Pasar murah ini rencananya akan dimulai pada 26 Februari 2025 hingga 21 Maret 2025.
"Untuk pertama, kami akan menggelar di kantor Camat Plaju," tambahnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan juga telah menjamin ketersediaan pangan selama Ramadhan hingga Lebaran.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, Ruzuan Effendi, mengatakan bahwa stok pangan di Sumsel cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kami memiliki stok beras sebanyak 89.000 ton, minyak goreng 2.600 ton, dan gula 173 ton. Untuk telur, produksi harian mencapai 450 ton, sedangkan kebutuhan hanya 250 ton per hari. Begitu juga dengan bawang yang mencapai 254 ton per hari," jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa kenaikan harga pangan menjelang Ramadhan biasanya terjadi sekitar Rp1.000 hingga Rp2.000 karena meningkatnya permintaan. Namun, kondisi ini masih dianggap stabil untuk saat ini.
Meski demikian, Pemprov Sumsel akan menggelar operasi pasar dan gerakan pangan murah di berbagai kabupaten dan kota guna memastikan harga pangan tetap terjangkau.
"Kami tidak akan membiarkan harga pangan naik terlalu tinggi saat Ramadhan," tegasnya.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak melakukan panic buying karena stok pangan di Sumsel cukup aman.
"Kami juga mengajak masyarakat untuk menggalakkan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP)," tutupnya.