Keluhan serupa datang dari Zulkarnain, warga Kelurahan Marga Mulya.
Ia mengaku sering kehabisan Pertalite di SPBU tersebut, meskipun lokasinya dekat dengan rumahnya.
BACA JUGA:Banyuasin Jadi Andalan, Sumsel Targetkan 161.000 Ton Beras di 2025
BACA JUGA:Dikritik Soal Narkoba : Polsek Tanjung Batu Sambang Markas DPRD Ogan Ilir !
"Wajar saja Pertalite di sini cepat habis. Saya sering tidak kebagian karena stoknya sudah kosong," kata Zulkarnain.
Ia juga mempertanyakan penerapan barcode oleh Pertamina.
"Kami pengguna pribadi wajib pakai barcode, tapi kenapa yang beli dalam jumlah besar bisa lolos tanpa kendala?" imbuhnya.
Terpisah Atika Chairun Nisa, Manajer SPBU 24-316-135, ketika dikonfirmasi Palembang Pos, Kamis 13 Februari 2025, tidak menampik adanya pengisian BBM dalam jumlah besar tersebut.
Atika Chairun Nisa, Manager SPBU 24-316-135 atau SPBU Marga Mulya ketika dikonfirmasi terkait dugaan adanya penggaran SOP dalam pelayanan pengisian BBM yang vidionya beredar luas di media sosial, Kamis 13 Februari 2025.-Foto : Maryati-
BACA JUGA:Respon Perintah Presiden Prabowo: Polres OKI Berencana Buat Dapur untuk Program MBG!
BACA JUGA:Baznas Sumsel Apresiasi Pemkab Muba Dalam Penyaluran Bantuan Baznas
Namun, ia beralasan bahwa petugas hanya ingin membantu pengendara mobil tersebut yang mengaku membutuhkan BBM untuk ambulans.
"Awalnya dia mengisi BBM seperti biasa pakai barcode, kemudian baru minta tolong diisikan jeriken dengan alasan untuk mengisi BBM Ambulance," jelas Atika.
Saat ditanya apakah ada surat pengantar resmi untuk pengisian menggunakan jeriken, Atika mengakui bahwa pengendara tidak memiliki dokumen tersebut.
Mengenai dugaan pelanggaran SOP, Atika juga tidak menapik, namun hal itu hanya didasari niat menolong dari olnum petugas SPBU saja.
"Kita sudah meminta keterangan dari petugasnya, Petugas hanya berniat membantu. Mobil itu bukan plat Linggau, tapi dari Kabupaten, jadi mereka kasihan," terang Atika.