KORANPALPOS.COM- Budidaya ikan nila menjadi salah satu pilihan usaha perikanan yang cukup diminati karena permintaan pasar yang tinggi dan proses pemeliharaannya yang relatif mudah.
Namun, di balik potensi keuntungannya, ada beberapa dampak negatif yang perlu diperhatikan agar tidak mengalami kerugian dalam menjalankan usaha ini. Dikutif dari akun Yotube @Biodiversity, berikut adalah lima kerugian atau dampak negatif dari budidaya ikan nila yang wajib diketahui.
1. Biaya Produksi yang Tinggi
Salah satu tantangan utama dalam budidaya ikan nila adalah tingginya biaya produksi. Biaya pakan, perawatan kolam, serta pengelolaan air menjadi komponen utama yang memerlukan anggaran besar.
Jika manajemen budidaya tidak dilakukan dengan baik, biaya produksi bisa membengkak tanpa diimbangi dengan hasil panen yang memadai. Hal ini dapat menyebabkan keuntungan menjadi minim atau bahkan mengalami kerugian.
BACA JUGA:Kelemahan Ikan Nila: Sensitif Terhadap Kekurangan Oksigen, Begini Cara Mengatasinya
2. Kolam Cepat Kotor
Ikan nila dikenal sebagai jenis ikan yang menghasilkan kotoran dalam jumlah banyak, terutama jika diberi pakan secara intensif. Kondisi ini membuat kolam cepat kotor, yang berpotensi mengganggu kualitas air dan kesehatan ikan.
Jika kualitas air tidak dijaga dengan baik, risiko penyakit pun meningkat, yang tentunya berdampak pada produktivitas dan kualitas hasil panen.
3. Risiko Pertumbuhan Ikan Kerdil
Kesalahan dalam menentukan jumlah tebar benih ikan nila di kolam juga bisa menjadi sumber kerugian. Penebaran benih yang terlalu padat menyebabkan persaingan dalam mendapatkan oksigen dan pakan, sehingga pertumbuhan ikan menjadi tidak optimal.
Akibatnya, ikan tumbuh kerdil, membutuhkan lebih banyak pakan, namun hasil panennya tetap kecil. Hal ini tentu berdampak pada rendahnya keuntungan yang diperoleh.
BACA JUGA:Warga Kebun Bunga Meradang : Keluhkan Krisis Air Bersih !
4. Salah Pilih Bibit
Pemilihan bibit ikan nila yang kurang berkualitas dapat menjadi faktor penting yang mempengaruhi hasil budidaya. Bibit yang tidak unggul cenderung memiliki daya tahan rendah terhadap penyakit dan pertumbuhannya lambat.