Data menunjukkan bahwa sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan hampir 45.400 orang, yang sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak.
Hamas juga menyebut bahwa puluhan sandera Israel di Gaza tewas akibat serangan membabi buta dari pihak Israel sendiri.
Israel diyakini masih menahan lebih dari 10.300 warga Palestina di penjara-penjara mereka, sementara jumlah sandera Israel di Gaza diperkirakan tinggal seratusan orang.
BACA JUGA:Boikot Produk Israel : PHRI Minta Pemerintah Klarifikasi Tiap Produk yang Terafiliasi Israel !
BACA JUGA:Serangan Israel di Gaza Tengah : Jumlah Korban Tewas Meningkat Menjadi 210 Orang
Proses negosiasi yang berlangsung di Doha dengan mediasi Qatar dan Mesir sempat memberikan harapan untuk mengakhiri konflik.
Namun, syarat-syarat baru dari Israel terkait gencatan senjata, pertukaran tahanan, dan penarikan pasukan membuat pembahasan berlarut-larut.
Harian Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa kesenjangan antara kedua pihak sebenarnya tidak signifikan, sehingga memungkinkan tercapainya kesepakatan.
Namun, perubahan sikap Israel di tengah negosiasi justru menciptakan kerumitan baru.
Selain tantangan negosiasi, Israel juga menghadapi tekanan internasional.
Bulan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan mantan ketua otoritas pertahanan Israel Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Jalur Gaza.
Di sisi lain, gugatan atas dugaan tindak genosida terhadap Israel telah diajukan ke Mahkamah Internasional (ICJ).
Tindakan hukum ini menjadi sorotan internasional dan menambah tekanan bagi pemerintah Israel di tengah upaya mempertahankan kebijakan militernya di Jalur Gaza.
Meskipun situasi saat ini tampak suram, komunitas internasional terus mendorong kedua pihak untuk mencapai kesepakatan yang adil dan berkelanjutan.
Dukungan dari negara-negara Arab, organisasi internasional, dan mediasi aktif oleh Qatar dan Mesir diharapkan mampu membuka jalan menuju perdamaian di Jalur Gaza.