BACA JUGA:Petugas Damkar Palembang Selamatkan Warga Terkurung Asap
Menurut Stanislaus Ara Kian, petugas Pos Pengamatan Gunung Ili Lewotolok, ancaman bahaya erupsi masih jauh dari lokasi pemukiman, yang memberikan sedikit lega bagi masyarakat sekitar.
Sejak awal tahun 2023 hingga 24 Oktober 2023, Gunung Ili Lewotolok telah mencatatkan diri sebagai gunung api paling sering meletus, dengan jumlah letusan mencapai 77 kali.
Ini menjadi peringatan serius akan potensi bahaya yang dihadapi oleh wilayah sekitar gunung ini.
Di tempat kedua ada Gunung Anak Krakatau, yang telah meletus sebanyak 62 kali dalam periode yang sama.
Kemudian, posisi ketiga ditempati oleh Gunung Ibu, yang telah meletus sebanyak 46 kali.
PVMBG saat ini meminta masyarakat yang tinggal di daerah seperti Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya yang berasal dari guguran material vulkanik, longsoran lava, dan awan panas yang mungkin berasal dari bagian timur kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta peralatan pelindung lainnya yang dapat melindungi mata dan kulit, guna menghindari masalah pernapasan dan gangguan kesehatan lainnya yang mungkin muncul akibat abu vulkanik.
Pemerintah, melalui berbagai instansi, seperti BPBD NTT, telah bergerak cepat untuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada masyarakat yang terkena dampak letusan ini.
Evakuasi dan persiapan darurat telah diperintahkan untuk mengantisipasi potensi bahaya lebih lanjut.
Pengalaman letusan Gunung Ili Lewotolok yang seringkali tidak dapat diprediksi dengan pasti, memerlukan kewaspadaan yang konstan dari masyarakat dan otoritas terkait.
Semua pihak diharapkan tetap tenang dan patuh terhadap petunjuk dari pihak berwenang dalam menjaga keselamatan masyarakat dan mencegah dampak yang lebih besar. (*/ant)