Brandy, rum atau whiskey adalah pilihan yang umum digunakan untuk merendam kue setelah dipanggang.
Beberapa resep bahkan menyarankan untuk "menyiram" kue dengan alkohol setiap beberapa hari untuk mempertahankan kelembutan dan cita rasa.
Selain itu, setiap negara memiliki cara tersendiri dalam menyajikan fruit cake.
BACA JUGA:Sayur Sop : Hidangan Sederhana yang Kaya Nutrisi dan Budaya
BACA JUGA:Lestarikan Kuliner Tradisional : Kue Lupis, Cita Rasa Nusantara yang Terus Memikat
Di Inggris, kue ini sering kali dihias dengan lapisan marzipan dan icing putih yang menambah tampilan elegan.
Di Amerika Serikat, fruit cake lebih cenderung menggunakan campuran kacang dan buah yang lebih beragam.
Beberapa varian kue ini juga ditambahkan dengan lapisan gula yang keras atau glazur agar tampak lebih menarik dan berkilau.
Fruit cake tidak hanya sekadar makanan penutup tetapi juga memiliki makna yang dalam dalam perayaan Natal.
BACA JUGA:Soun Goreng : Hidangan Legendaris yang Tetap Eksis dalam Kuliner Indonesia
BACA JUGA:Kue Bugis Mandi : Manisnya Tradisi dan Kelezatan yang Tak Lekang oleh Waktu
Di banyak budaya, fruit cake melambangkan harapan akan kelimpahan dan kebersamaan.
Kue ini sering kali diberikan sebagai hadiah kepada keluarga dan teman-teman, simbol kasih sayang dan perhatian.
Proses pembuatannya yang rumit dan melibatkan waktu yang lama menjadikannya hadiah yang penuh arti.
Selain itu, banyak keluarga yang menjaga tradisi membuat fruit cake dari tahun ke tahun.
BACA JUGA:Tradisi Kuliner Bakcang Ketan : Warisan Lezat yang Penuh Makna
BACA JUGA:Beragam Jenis Keju dan Keunikan Rasanya
Beberapa bahkan menyimpan sebagian kue dari tahun sebelumnya sebagai "fruit cake warisan" yang dikatakan semakin enak rasanya seiring berjalannya waktu berkat fermentasi alkohol yang terjadi.
Hal ini menambah dimensi emosional pada perayaan Natal menghubungkan generasi ke generasi melalui resep dan tradisi yang diwariskan.