Hasil reses ini akan dibawa ke rapat paripurna DPRD Sumsel untuk menjadi bahan diskusi dan rekomendasi kebijakan.
Para anggota DPRD berjanji untuk memperjuangkan aspirasi yang telah disampaikan, baik di tingkat provinsi maupun kota.
Selain ke Bina Ilmi, pada reses kali ini dapil I juga bersilaturahmi ke Fakultas Hukum Unsri.
Disini, dosen dan mahasiswa mempertanyakan soal aset bangunan sejarah yang punah, akibat minimnya perhatian pemerintah dan masyarakat, salah satunya rumah singgah yang di saat masa pergerakan kemerdekaan pernah menjadi tempat tinggal sementara Presiden Pertama Republik Indonesia (RI) Ir Soekarno dan keluarga, yang ada di Jl Merdeka persis di samping Gedung LVRI yang terancam roboh.
Selain masalah penyelamatan cagar budaya, reses kali juga diwarnai dengan pertanyaan seputar Uang Kuliah Tunggal (UKT) di FH UNSRI yang mencapai hingga Rp7,8 juta, KKN yang hilang hingga tidak adanya beasiswa dari Pemprov Sumsel, Pemkot Palembang maupun DPRD Sumsel.
Menanggapi keluhan terkait keberadaan cagar budaya yang tak mendapatkan perhatian pemerintah ini, Koordinator Reses DPRD Sumsel Dapil Sumsel 1, Chairul S Matdiah menyebut masalah kebudayaan dan cagar budaya harus mendapatkan perhatian dan skala prioritas utama.
"Usulan lainnya, akan kami catat dan dimasukkan untuk kemudian disampaikan ke ke sidang paripurna. Tapi memang ini hal yang sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian yang serius," katanya.(del/adv)