KORANPALPOS.COM - Perum Bulog Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga stabilitas harga pangan di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel). Sepanjang tahun 2024, sebanyak 4.000 ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) telah disalurkan kepada pedagang di Kabupaten OKU Raya, mencakup Kabupaten OKU, OKU Timur, dan OKU Selatan. Langkah ini diharapkan mampu menekan lonjakan harga beras di pasar tradisional sekaligus menjaga daya beli masyarakat.
"Sejak Januari hingga Desember 2024 tercatat sebanyak 4.000 ton beras SPHP telah tersalurkan untuk Kabupaten OKU Raya," ujar Kepala Bulog OKU, Julkhaidar Romadhon, di Baturaja pada Minggu (15/12/2024).
Program SPHP merupakan inisiatif pemerintah untuk mengatasi gejolak harga beras yang kerap terjadi, terutama di masa-masa tertentu seperti musim paceklik atau menjelang hari raya. Melalui program ini, beras didistribusikan kepada pedagang di pasar tradisional dengan harga beli dari gudang Bulog sebesar Rp55.000 per karung ukuran lima kilogram.
Dengan harga yang terjangkau, pedagang diharapkan menjual beras SPHP kepada konsumen sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah. "Program ini kami laksanakan untuk menekan lonjakan harga beras di pasar tradisional, khususnya di tiga kabupaten di OKU Raya," tambah Julkhaidar.
BACA JUGA:Penutupan Tahun 2024 : BKMT Banyuasin Santuni Kaum Dhuafa !
BACA JUGA:Jelang Natal dan Tahun Baru 2025 : Jaga Stabilitas Harga Kebutuhan Pokok !
Untuk memastikan efektivitas distribusi beras SPHP, Bulog OKU menggandeng Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Pemkab OKU, dan Dinas Perdagangan setempat melalui kegiatan Siap Jaga Harga Pasar (SIGAP) SPHP. Kegiatan ini bertujuan memantau langsung harga jual beras di pasar tradisional agar tetap sesuai dengan kebijakan pemerintah.
"Kami bersama TPID dan Dinas Perdagangan secara rutin melakukan pemantauan harga di pasar. Hal ini penting untuk memastikan harga beras SPHP yang dijual pengecer tidak melebihi HET," jelas Julkhaidar.
Melalui SIGAP, pihak Bulog juga memeriksa dampak program SPHP terhadap stabilitas harga beras di pasaran. Monitoring ini dilakukan dengan mendatangi pasar-pasar tradisional di wilayah OKU, OKU Timur, dan OKU Selatan. Langkah tersebut tidak hanya bertujuan untuk menjaga harga tetap stabil tetapi juga untuk memastikan bahwa program SPHP tepat sasaran, sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan.
Sebagai tindak lanjut dari program ini, dalam waktu dekat Bulog OKU bersama Dewan Pengawas Perum Bulog RI akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar tradisional di Kabupaten OKU. Sidak ini bertujuan untuk mengevaluasi langsung proses distribusi beras SPHP serta memastikan beras yang disalurkan tidak disalahgunakan oleh pedagang.
BACA JUGA:Mendadak Pj Bupati Banyuasin Sidak Pasar Pangkalan Balai : Ini Alasannya !
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Apresiasi Digelarnya Dirgantara Drag Race dan Drag Bike 2024
"Dalam waktu dekat kami akan melakukan sidak pasar untuk memastikan penyaluran beras SPHP tepat sasaran," tegas Julkhaidar.
Selain itu, inspeksi ini juga berfungsi untuk mendeteksi potensi penyelewengan atau penyimpangan harga yang dilakukan oleh oknum pedagang yang tidak bertanggung jawab. Dengan pengawasan ketat, diharapkan tidak ada pihak yang mengambil keuntungan berlebih dari program SPHP, sehingga masyarakat dapat membeli beras dengan harga yang sesuai.
Program SPHP dan kegiatan SIGAP ini menjadi bagian dari upaya strategis pemerintah dalam menekan inflasi, terutama di sektor pangan. Inflasi yang disebabkan oleh lonjakan harga beras dapat berdampak luas pada daya beli masyarakat, sehingga stabilitas harga beras menjadi prioritas utama.