Harga jagung di tingkat peternak mengalami penurunan yang cukup besar, yakni sebesar 2,45 persen atau Rp150, sehingga kini berada di harga Rp5.960 per kilogram.
Penurunan ini memberikan angin segar bagi peternak unggas yang membutuhkan jagung sebagai bahan baku pakan ternak.
Sebaliknya, harga garam halus beryodium naik sebesar 0,69 persen atau Rp80 menjadi Rp11.630 per kilogram.
Kenaikan ini dipengaruhi oleh meningkatnya biaya produksi di daerah penghasil garam.
Di sektor perikanan, harga ikan segar menunjukkan tren yang beragam. Harga ikan kembung tercatat naik sebesar 0,21 persen atau Rp80 menjadi Rp37.600 per kilogram.
Sebaliknya, harga ikan tongkol turun sebesar 1,26 persen atau Rp400 menjadi Rp31.260 per kilogram.
Ikan bandeng juga mengalami penurunan sebesar 0,59 persen atau Rp200, sehingga kini berada di angka Rp33.480 per kilogram.
Pemerintah melalui Bapanas terus memantau pergerakan harga pangan di pasar untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga menjelang akhir tahun.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah memperkuat kerja sama dengan Bulog dan distributor utama untuk mengamankan pasokan komoditas utama.
Kepala Bapanas menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha dalam menjaga rantai distribusi pangan.
Selain itu, kebijakan operasi pasar akan terus digencarkan untuk menekan potensi lonjakan harga, terutama pada komoditas yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Dengan fluktuasi harga yang terjadi, masyarakat diimbau untuk tetap bijak dalam berbelanja, serta memanfaatkan program-program pemerintah yang bertujuan untuk membantu meringankan beban biaya kebutuhan pokok.
Fluktuasi harga pangan yang terjadi pada Minggu (15/12) mencerminkan dinamika pasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk cuaca, distribusi, dan permintaan konsumen.
Pemerintah diharapkan terus melakukan langkah strategis untuk memastikan harga pangan tetap stabil dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.