Pada kesempatan yang sama, Gus Miftah juga mengungkapkan bahwa setelah mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Umat Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, ia akan lebih fokus untuk kembali berbaur dengan masyarakat dan mengasuh pondok pesantren seperti sebelumnya.
BACA JUGA:Satu TPS di Ogan Ilir PSU : Kapolres Lakukan Pemantauan Langsung !
BACA JUGA:KPU Palembang Tetapkan RDPS Unggul dengan 46,52 Persen Suara
"Saya kembali ke pesantren, kembali ke masyarakat, seperti dulu. Tak ada yang berubah," katanya. Sebagai simbol dari kembalinya dirinya ke masyarakat, Gus Miftah kini kembali mengenakan blangkon, yang merupakan identitas budaya Yogyakarta, alih-alih peci yang biasa ia kenakan saat menjalankan tugas-tugas kenegaraan.
"Sebelum ini, saya sering mengenakan peci sebagai simbol yang dicintai oleh Presiden Prabowo. Tapi hari ini saya kembali menggunakan blangkon sebagai identitas saya sebagai seorang pendakwah," ujar Miftah, yang kini lebih memilih untuk tidak terikat dengan simbol-simbol formal.
Sebelumnya, video yang memperlihatkan Gus Miftah mengolok-olok seorang penjual es teh bernama Sunhaji viral di media sosial dan menarik perhatian publik.
Dalam video tersebut, Gus Miftah tampak memberikan komentar yang mengundang reaksi banyak pihak, terutama karena dianggap kurang sensitif terhadap profesi penjual es yang sedang bekerja keras.
BACA JUGA:Pilkada Prabumulih Berlangsung Aman dan Transparan
BACA JUGA:Hasil Pleno KPU : Ludi-Bertha Pemenang Pilwako Pagaralam 2024 !
Sebagai bentuk tanggung jawab, Gus Miftah langsung mengunjungi kediaman Sunhaji untuk meminta maaf secara langsung atas perbuatannya.
Pada Rabu (4/12), Gus Miftah mendatangi rumah Sunhaji di Dusun Gesari, Banyusari, Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dan menyampaikan permohonan maaf atas kelalaiannya tersebut.
“Saya datang untuk meminta maaf secara langsung kepada Sunhaji. Saya tidak bermaksud menyinggung perasaan siapa pun,” kata Miftah.
Dengan kedatangan tersebut, Gus Miftah berharap bisa memperbaiki hubungan dengan masyarakat dan memastikan bahwa dakwah yang ia sampaikan selalu mengedepankan nilai-nilai kesantunan dan empati terhadap orang lain.
BACA JUGA:Calon Kalah Lawan Kotak Kosong Bisa Ikut Pilkada Ulang 2025
BACA JUGA:DPR Usul SIM dan STNK Berlaku Seumur Hidup : Mengurangi Beban Masyarakat !
Gus Miftah menambahkan bahwa sebagai seorang pendakwah, ia berharap agar setiap ceramah dan penyampaian pesan yang dilakukan dapat memberi manfaat bagi masyarakat tanpa menyinggung perasaan siapa pun.