Dia juga menekankan perlunya pembaruan data lahan sawah baku, pengembangan lahan pasang surut, serta pemanfaatan potensi lahan rawa lebak yang ada di Provinsi Sumsel untuk mendukung peningkatan produksi pangan.
“Untuk mencapai sasaran ini, kita perlu kerja sama yang solid dan upaya konkrit, seperti pembaruan data lahan dan pengembangan lahan-lahan baru yang potensial untuk ditanami padi,” kata Elen.
Sementara itu, Wamentan Sudaryono menjelaskan bahwa target kegiatan Opla dan cetak sawah di Provinsi Sumsel sangat ambisius.
BACA JUGA:Rehabilitasi Pecandu Judi Online Perlu Pendekatan Terpadu Selama Minimal 3 Bulan
BACA JUGA:Wujudkan Zero Konflik : Perketat Pengamanan Jelang 27 November 2024 !
Pada 2024-2025, diproyeksikan ada 106.000 hektare lahan rawa yang akan dioptimalisasi, serta 150.000 hektare lahan baru yang akan dicetak sebagai sawah.
“Kami meyakini bahwa Sumsel memiliki potensi besar untuk menjadi lumbung pangan nomor satu di Indonesia. Semua unsur terkait harus terlibat, dan kami berharap dengan kerja keras bersama, kita bisa mencapai target tersebut,” ungkap Sudaryono.
Sudaryono menambahkan bahwa dengan adanya program Opla dan cetak sawah ini, Sumsel akan dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional, sekaligus menurunkan ketergantungan impor beras.
Sebagai bagian dari program strategis pemerintah, kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan hasil pertanian yang lebih berkelanjutan.
Pada kesempatan yang sama, Suwandi, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi, menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya akan berdampak positif bagi pertanian di Sumsel, tetapi juga bagi perekonomian daerah secara keseluruhan.
“Jumlah peserta yang hadir dalam rapat ini menunjukkan betapa pentingnya komitmen semua pihak untuk mendukung program Opla. Kami yakin, dengan sinergi yang baik antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, program ini akan berhasil,” ujarnya.
Sedangkan, Husnain, Direktur Jenderal Lahan dan Irigasi Pertanian, melaporkan bahwa target cetak sawah di Sumsel mencakup 350.000 hektare, sementara potensi lahan yang dimiliki Sumsel mencapai 409.977 hektare yang tersebar di 17 kabupaten/kota.
“Lima kabupaten yang menjadi lokasi cetak sawah adalah Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ulu Timur, dan Penukal Abab Lematang Ilir. Total luasan lahan yang akan dicetak adalah 150.000 hektare,” jelas Husnain.
Dalam acara ini, turut hadir beberapa tokoh penting lainnya, seperti Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI M. Naudi Nurdika, anggota Komisi II dan IV DPR RI, serta sejumlah bupati/walikota dan perwakilan dari TNI dan Polri.
Semua pihak berkomitmen untuk bersama-sama mendukung program ini guna memastikan tercapainya target-target yang telah ditetapkan.
“Sumsel sudah berada di jalur yang tepat, dan kami yakin dengan kerja keras bersama, kita dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan posisi Sumsel sebagai salah satu lumbung pangan terbesar di Indonesia,” pungkas Elen Setiadi.