Proses rekapitulasi suara resmi masih berlangsung dan dilakukan secara bertahap oleh KPU.
Dina Amalia menjelaskan bahwa rekapitulasi dimulai dari tingkat TPS, kemudian berlanjut ke Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), hingga akhirnya mencapai tingkat kota.
"Kami berkomitmen untuk menjaga transparansi dan keadilan selama proses rekapitulasi. Semua pihak diharapkan bersabar menunggu hasil resmi yang akan kami umumkan," tambahnya.
Hasil hitung cepat ini mendapatkan berbagai tanggapan dari masyarakat dan pengamat politik.
Banyak warga Jakarta yang merasa optimis dengan keunggulan Pram-Doel, mengingat pasangan ini dikenal memiliki visi pembangunan kota yang kuat dan rekam jejak yang baik dalam pemerintahan.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Dr. Heru Wicaksono, menilai bahwa hasil quick count mencerminkan keberhasilan kampanye Pram-Doel dalam menarik perhatian pemilih.
"Pasangan ini berhasil menawarkan program-program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Jakarta, seperti transportasi publik, pengelolaan sampah, dan pengentasan kemiskinan," ujarnya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa tantangan besar masih menanti.
"Jika terpilih, Pram-Doel harus segera membuktikan bahwa mereka mampu merealisasikan janji-janji kampanye, terutama dalam menangani isu-isu utama seperti banjir, macet, dan ketimpangan sosial," tambah Heru.
Hasil hitung cepat SMRC yang menempatkan Pram-Doel di posisi teratas memberikan gambaran awal tentang preferensi pemilih Jakarta.
Namun, dengan rentang suara yang masih dekat dengan ambang batas, keputusan akhir mengenai apakah Pilkada berlangsung satu putaran atau dua putaran akan ditentukan oleh hasil resmi rekapitulasi KPU.
Masyarakat Jakarta kini menantikan hasil akhir Pilkada yang diharapkan dapat mencerminkan aspirasi mereka dalam memilih pemimpin terbaik untuk lima tahun ke depan.