Selain CBT, Ratih juga menyoroti pentingnya terapi Motivational Interviewing (MI) sebagai pendekatan yang dapat memotivasi pasien untuk berubah.
Terapi ini berfokus pada mendorong individu untuk menemukan dan memperkuat motivasi internalnya untuk sembuh.
"Dalam terapi ini, psikolog mendorong pasien untuk membangun keinginan kuat untuk sembuh dari adiksi," kata Ratih.
BACA JUGA:Asal Usul dan Jejak Sejarah Tanjung Sakti : Warisan Keberagaman Budaya di Sumatera Selatan !
Pendekatan ini memungkinkan pasien untuk lebih sadar dan yakin bahwa mereka bisa berubah serta melepaskan diri dari kecanduan judi online.
Dalam beberapa kasus, terapi kelompok juga dapat menjadi alternatif yang efektif dalam penyembuhan kecanduan judi online.
Menurut Ratih, pengalaman dan dukungan sosial dari orang-orang yang sudah sembuh seringkali dapat memberikan inspirasi dan semangat bagi pasien yang sedang berjuang melawan adiksinya.
"Untuk judi online ini, terapi kelompok juga kami percaya bisa diterapkan. Jadi, yang bisa di situ siapapun juga yang terpapar, termasuk keluarganya," kata Ratih.
Selain pasien, anggota keluarga juga dapat turut terlibat dalam proses terapi ini.
Namun, Ratih menegaskan bahwa sifat terapi harus disesuaikan dan ada persetujuan dari pasien itu sendiri untuk menjalani proses penyembuhan.
Dengan adanya dukungan dari kelompok yang mengalami hal serupa, pasien bisa merasa lebih diterima dan tidak sendirian dalam perjuangan mereka.
Penyembuhan kecanduan judi online bukanlah hal yang instan.
Ratih menjelaskan bahwa terapi biasanya dilakukan dalam rentang waktu yang cukup panjang, tergantung pada tingkat keparahan kecanduan pasien.
"Terapi untuk membantu penyembuhan kecanduan judi online biasanya dilakukan secara intens dalam waktu tiga sampai enam bulan, atau bahkan satu tahun, sesuai dengan tingkat adiksi," kata Ratih.
Namun, kesembuhan yang dicapai tidak akan bertahan lama jika pasien tidak yakin pada diri sendiri bahwa mereka bisa lepas dari jerat judi online.