Di sektor perikanan, ikan kembung mencatat kenaikan harga sebesar 2,91 persen atau Rp1.080 menjadi Rp38.250 per kg.
Sebaliknya, ikan tongkol dan ikan bandeng mengalami penurunan harga masing-masing sebesar 1,58 persen (Rp490) dan 4,80 persen (Rp1.590).
Harga ikan tongkol kini berada di angka Rp30.580 per kg, sementara ikan bandeng menjadi Rp31.560 per kg.
Perubahan harga ini mencerminkan dinamika pasokan dan permintaan di pasar perikanan nasional.
Fluktuasi harga pangan ini dapat berdampak pada daya beli masyarakat, terutama di kalangan rumah tangga berpenghasilan rendah.
Kenaikan harga bawang putih, beras, dan minyak goreng, misalnya, dapat menambah beban biaya kebutuhan sehari-hari.
Sebaliknya, penurunan harga pada beberapa komoditas seperti cabai rawit merah dan gula konsumsi memberikan sedikit ruang bagi konsumen untuk mengurangi pengeluaran.
Namun, bagi produsen, terutama petani, penurunan harga ini dapat menjadi tantangan tersendiri.
Pemerintah melalui Bapanas terus memantau dan berupaya mengendalikan harga pangan di tingkat nasional.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan memastikan stabilitas pasokan melalui Bulog dan kerjasama dengan berbagai pihak terkait.
Program beras SPHP, misalnya, bertujuan menjaga harga beras tetap terjangkau bagi masyarakat.
Penurunan harga beras SPHP menjadi Rp12.490 per kg menunjukkan bahwa program ini memberikan dampak positif.
Selain itu, pengendalian harga melalui operasi pasar dan kebijakan distribusi juga diharapkan dapat menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan, sehingga harga tetap stabil.
Perubahan harga pangan yang fluktuatif menjadi cerminan dinamika pasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk cuaca, distribusi, dan kebijakan pemerintah.
Kenaikan harga bawang putih menjadi Rp41.590 per kg menjadi perhatian utama, mengingat pentingnya komoditas ini dalam masakan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Di sisi lain, penurunan harga pada beberapa komoditas seperti daging sapi murni dan cabai rawit merah memberikan sedikit kelegaan bagi konsumen.