Nurul, salah seorang warga, di kawasan Seberang Ulu, mengungkapkan, dirinya sudah terbiasa menghadapi banjir setiap musim hujan, tapi kali ini semakin parah.
Jalanan jadi sulit dilalui, bahkan banyak barang-barang yang rusak. "Harapan kami, pemerintah bisa segera memperbaiki saluran air dan drainase di kawasan ini, " ujarnya, Senin (18/11).
Hal serupa disampaikan Rudi, warga lain yang tinggal di kawasan Demang Lebar Daun Ilir Barat Kota Palembang mengatakan, genangan air sudah biasa terjadi jika hujan turun.
"Ya mau tak mau kami terpaksa menghadapi banjir yang hampir selalu datang setelah hujan deras. Kami berharap ada solusi permanen, seperti perbaikan drainase dan sistem pengelolaan air yang lebih baik," harapnya.
Selain itu, beberapa warga juga mengharapkan adanya upaya mitigasi bencana yang lebih serius dari pemerintah daerah.
"Kita tahu Palembang adalah kota yang berkembang pesat, namun masalah infrastruktur seperti saluran air perlu diperhatikan. Jangan sampai bencana banjir ini merugikan masyarakat lebih lanjut," kata Siti, warga yang tinggal di Kemuning Palembang.
Menanggapi itu, akun resmi Dinas PU PR Kota Palembang juga langsung bertindak mengatasi genangan air.
"Petugas Dinas PU dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang memantau dan melakukan pengendalian genangan air di jalan-jalan utama kota Palembang dikarenakan hujan lebat yang mengguyur kota Palembang hingga saat ini. Senin, 18/11/2024," tulis keterangan akun @palembang.dinaspupr.
Sebelumnya, Pemkot Palembang melalui instansi terkait sudah memetakan titik yang sudah menjadi wilayah banjir sehingga tindakan dapat dilakukan secara terencana.
Dari pemetaan Pemerintah Kota Palembang, saat ini ada 42 kawasan rawan banjir di musim penghujan dan hal ini diakui masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu diatasi secara maksimal.
Penjabat (Pj) Walikota Palembang, A Damenta mengatakan, antisipasi banjir di 42 kawasan rawan banjir pada musim penghujan sejak jauh-jauh hari.
A Damenta mengatakan, upaya pengendalian dilakukan dengan melakukan gotong royong, pengerukan sedimentasi dan terbentuknya komunitas peduli banjir.
"Terbentuknya 58 kelompok masyarakat peduli sungai peduli banjir ini dapat membantu memberikan edukasi ke masyarakat tentang pengendalian banjir salah satunya dengan cara tidak membuang sampah sembarangan," katanya.