Sementara itu, warga sekitar berinisiatif membangun jembatan darurat untuk kendaraan roda dua agar aktivitas masyarakat tetap berjalan meski terbatas.
"Kendaraan roda dua dapat melintas menggunakan jembatan darurat yang dibuat warga setempat. Namun, untuk kendaraan roda empat, kami masih menunggu penanganan dari pemerintah daerah dan tim teknis terkait," kata Desram.
Penanganan dan Upaya Darurat
Saat ini, petugas dari Satuan Lalu Lintas Polres OKU Selatan masih berjaga di lokasi untuk memastikan keamanan serta mengatur arus lalu lintas guna menghindari kecelakaan.
Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten OKU Selatan telah dikerahkan untuk meninjau lokasi dan merencanakan langkah-langkah pemulihan.
"Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD untuk segera menangani kondisi ini. Selain itu, alat berat juga diperlukan untuk membersihkan material longsor dan memperbaiki jalan yang ambles," jelas Desram.
Selain melibatkan BPBD, pihak pemerintah daerah juga menggandeng Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sumatera Selatan untuk mempercepat proses perbaikan jalan.
Kesaksian Warga dan Upaya Alternatif
Sejumlah warga yang tinggal di sekitar lokasi menyampaikan bahwa hujan deras yang terjadi sejak sore hari terus mengguyur hingga malam.
Kejadian ini menjadi salah satu longsor terbesar yang mereka alami dalam beberapa tahun terakhir.
"Longsor terjadi tiba-tiba setelah hujan lebat yang berlangsung berjam-jam. Suara gemuruh sempat terdengar sebelum jalan ambles," ungkap Herman, salah seorang warga Desa Lubar.
Untuk sementara waktu, warga yang memiliki kebutuhan mendesak terpaksa memutar melalui jalur alternatif yang memakan waktu lebih lama.
Jalur ini tidak dapat menampung volume kendaraan besar dan hanya cocok untuk kendaraan roda dua serta angkutan ringan.
Longsor ini menjadi peringatan bagi pemerintah dan masyarakat setempat tentang pentingnya mitigasi bencana, khususnya di wilayah rawan longsor seperti OKU Selatan.
Kondisi geografis kawasan ini yang berbukit dan sering dilanda hujan lebat membuatnya rentan terhadap kejadian serupa.
Ahmad Fauzi, seorang pengamat lingkungan lokal, menyoroti perlunya perbaikan sistem drainase serta pengawasan terhadap kegiatan yang merusak lereng atau kawasan hijau di sekitar jalan.