KORANPALPOS.COM - Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan, menghadapi ancaman bencana alam berupa banjir dan tanah longsor yang dipetakan melanda sembilan kecamatan.
Dengan datangnya musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mengambil langkah antisipatif untuk meminimalisir dampak buruk terhadap masyarakat di wilayah rawan tersebut.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD OKU Selatan, Heri Pramono, menyebut sembilan kecamatan yang menjadi perhatian meliputi Banding Agung, Warkuk Ranau Selatan, Mekakau Ilir, Buay Pematang Ribu Ranau Tengah (BPRRT), Muaradua Kisam, Kisam Tinggi, Kisam Ilir, serta sebagian wilayah Pulau Beringin yang mencakup Sindang Danau dan Kecamatan Sungai Are.
"Daerah-daerah ini berada di dataran rendah dan dekat dengan daerah aliran sungai (DAS), sehingga memiliki potensi tinggi untuk terkena banjir dan longsor, terutama saat curah hujan meningkat," jelas Heri Pramono saat ditemui di Muaradua, Minggu (17-11-2024).
BACA JUGA:Lapas Sekayu Bagikan Alat Makan dan Minum Secara Gratis
BACA JUGA:32 Peserta Lomba Bidar Mini : Meriahkan HUT Kabupaten Muara Enim ke-78 !
Untuk menghadapi risiko bencana ini, BPBD telah meningkatkan kesiapsiagaan melalui beberapa langkah strategis.
Salah satunya adalah menginstruksikan relawan di setiap kecamatan untuk siaga selama 24 jam.
Upaya ini diharapkan mampu merespons cepat situasi darurat, terutama jika bencana terjadi secara tiba-tiba.
“Kami telah mengaktifkan kembali posko penanggulangan bencana di beberapa titik strategis. Posko ini berfungsi sebagai pusat koordinasi sekaligus tempat evakuasi sementara bagi warga yang terdampak,” tambah Heri.
BACA JUGA:Taman Hutan Raya Baturaja Siap Jadi Agro Wisata
BACA JUGA:Dukung Program Makan Bergizi : Si Limas Polres Prabumulih Sambangi TK Amanda !
Selain itu, BPBD juga terus menjalin kerja sama dengan pemerintah desa untuk memastikan masyarakat di wilayah rawan bencana memiliki akses informasi terkini terkait potensi banjir dan longsor. Sosialisasi juga dilakukan untuk mengedukasi warga mengenai langkah-langkah yang harus diambil saat terjadi bencana.
“Masyarakat diharapkan untuk lebih waspada, terutama mereka yang tinggal di dekat sungai atau di lereng bukit. Kami juga meminta warga segera melapor jika melihat tanda-tanda longsor seperti retakan tanah atau perubahan aliran air sungai,” lanjutnya.
Kepala Pelaksana BPBD OKU Selatan, Koni Ramli, menambahkan bahwa pihaknya baru-baru ini telah menyelesaikan penyusunan kajian risiko bencana tahun 2024. Kajian ini mencakup penilaian terhadap tingkat ancaman, kerentanan, serta kapasitas wilayah dalam menghadapi potensi bencana.