Sirkulasi ini membentuk daerah perlambatan angin yang memanjang mulai dari Aceh hingga Sumatera Barat, Jambi, hingga perairan barat Bengkulu, dan Lampung.
Perlambatan angin ini juga dapat memicu pembentukan awan penghujan di sepanjang daerah tersebut, yang berpotensi menimbulkan curah hujan yang lebih tinggi.
Eriska juga mengungkapkan bahwa angin permukaan di wilayah Indonesia umumnya didominasi oleh angin yang bertiup dari arah timur dan timur laut dengan kecepatan 10 hingga 30 kilometer per jam.
Kecepatan angin ini dapat bervariasi tergantung pada daerah dan kondisi cuaca di setiap wilayah.
Sementara itu, tinggi gelombang laut di perairan Indonesia diprediksi berkisar antara 0,5 hingga 2,5 meter.
Bagi masyarakat yang bekerja di sektor perikanan dan kelautan, terutama para nelayan dan pengguna kapal, informasi ini sangat penting untuk diperhatikan demi keselamatan dalam beraktivitas di laut.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi, terutama di wilayah-wilayah yang diprediksi mengalami hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk selalu memantau informasi cuaca terbaru yang disampaikan oleh BMKG, baik melalui aplikasi resmi, situs web, maupun media sosial.
Dengan memperhatikan prakiraan cuaca ini, masyarakat diharapkan dapat mengantisipasi dan meminimalkan dampak dari cuaca ekstrem, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan kerusakan bangunan.
Cuaca di berbagai wilayah Indonesia pada Kamis ini diperkirakan akan dipengaruhi oleh berbagai kondisi atmosfer yang cukup kompleks, mulai dari hujan ringan hingga lebat disertai petir.
Keberadaan siklon tropis, sirkulasi siklonik, dan kecepatan angin yang cukup tinggi turut berkontribusi dalam membentuk kondisi cuaca yang dinamis di wilayah Indonesia.
Melalui informasi yang disampaikan oleh BMKG ini, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dalam menghadapi segala kemungkinan cuaca ekstrem yang terjadi.