Namun, tidak semua komoditas mencatatkan kenaikan. Harga tepung terigu curah turun sebesar 0,09 persen atau Rp110, menjadi Rp10.020 per kg.
Sementara itu, tepung terigu non-curah justru mengalami kenaikan harga sebesar 0,15 persen atau Rp20, sehingga menjadi Rp13.110 per kg.
Tren harga tepung ini menunjukkan adanya pergeseran dalam permintaan, baik dari industri maupun rumah tangga.
Lebih lanjut, harga jagung di tingkat peternak juga mengalami kenaikan sebesar 1,86 persen atau Rp110, menjadi Rp6.020 per kg.
Di sisi lain, harga garam halus beryodium turun 0,60 persen atau Rp70, sehingga kini harganya menjadi Rp11.530 per kg.
Penurunan harga garam ini mungkin dipengaruhi oleh pasokan yang cukup baik di pasaran.
Dari segi perikanan, harga ikan kembung mengalami kenaikan sebesar 1,27 persen atau Rp470, sehingga harganya menjadi Rp37.520 per kg.
Ikan tongkol juga mengalami kenaikan harga, yaitu sebesar 1,54 persen atau Rp480, menjadi Rp31.560 per kg.
Namun, harga ikan bandeng justru turun sebesar 0,52 persen atau Rp170, sehingga kini dijual dengan harga Rp32.820 per kg.
Melihat fluktuasi harga yang terjadi, para pedagang dan konsumen diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan ini.
Bapanas mengingatkan bahwa monitoring dan evaluasi secara rutin terhadap harga pangan sangat penting untuk menjaga stabilitas harga di pasar.
Di tengah kondisi ekonomi yang berfluktuasi, transparansi harga dan akses informasi menjadi kunci dalam menciptakan kepercayaan di pasar pangan nasional.
Dengan data yang diperoleh, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami kondisi harga pangan saat ini dan melakukan perencanaan yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hal ini juga menjadi penting agar masyarakat dapat mengambil langkah yang tepat dalam menghadapi fluktuasi harga yang tidak terduga di masa depan.