Angka Stunting di Sumatera Selatan Meningkat : Berikut 5 Kabupaten dengan Angka Stunting Tertinggi !

Kamis 31 Oct 2024 - 10:57 WIB
Reporter : Maryati
Editor : Robiansyah

4. Pagar Alam 23,3 persen

5. OKU Selatan  23 persen

Bahkan, di Palembang, ibu kota provinsi Sumsel, angka stunting mencapai 18,9 persen di mana angka ini masih jauh dari target.

BACA JUGA:Komitmen Dukung Pemerintah, PEP Limau Field Luncurkan Program GEMA STUNTING

BACA JUGA:5 Kabupaten di Sumatera Selatan yang Warganya Paling Banyak Stunting : Lubuklinggau Tidak Termasuk !

Meskipun rata-rata angka stunting di Indonesia sebesar 21,5 persen, Sumsel masih mencatatkan angka di bawah rata-rata nasional.

Namun, 8 daerah di Sumsel, termasuk Muratara, Empat Lawang, dan OKI, menunjukkan angka stunting di atas rata-rata nasional, menandakan adanya tantangan yang signifikan dalam penanganan gizi buruk di wilayah-wilayah tersebut.

Trisnawarman menekankan pentingnya intervensi gizi yang tepat guna untuk mengatasi masalah stunting.

"Kita terus berupaya melakukan intervensi spesifik dan sensitif untuk pencegahan kasus stunting, baik sebelum lahir maupun setelah lahir," jelasnya.

Salah satu langkah strategis yang diterapkan adalah pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri dan asupan gizi yang cukup bagi ibu hamil.

Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa perempuan yang akan melahirkan memiliki status gizi yang baik, sehingga anak yang dilahirkan pun akan memiliki peluang lebih baik untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Selain itu, sosialisasi mengenai pemberian ASI eksklusif kepada bayi kurang dari 6 bulan juga menjadi prioritas.

Melanjutkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI) yang sehat dan bergizi antara usia 6 hingga 23 bulan juga menjadi bagian dari strategi yang diterapkan.

Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak, tambahan asupan gizi, serta edukasi kepada orang tua mengenai pentingnya gizi seimbang juga menjadi fokus utama.

Pemerintah Sumsel telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk organisasi non-pemerintah (NGO) dan masyarakat, untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya gizi yang baik sejak masa kehamilan hingga usia balita.

Program-program berbasis masyarakat juga direncanakan untuk menjangkau daerah-daerah terpencil yang mungkin belum mendapatkan akses informasi dan layanan kesehatan yang memadai.

Kategori :