Asal Usul dan Sejarah Tanjung Sakti Sumatera Selatan : Batu Tiang Enam dan Legenda Nik Tuan Junjungan Sakti !

Jumat 18 Oct 2024 - 15:01 WIB
Reporter : Maryati
Editor : Robiansyah

Selain memiliki jejak sejarah yang panjang, desa ini menawarkan suasana pedesaan yang tenang, asri, dan jauh dari hiruk-pikuk kota.

Terletak di dataran tinggi dengan pemandangan pegunungan yang memukau, Desa Pajar Bulan menyimpan banyak cerita dari masa lampau yang masih hidup hingga kini.

Dua gereja tua, yakni Gereja St. Michael dan Gereja St. Joseph, menjadi simbol kehadiran agama Katolik di wilayah ini, yang masuk ke Sumatera Selatan pada awal abad ke-20.

BACA JUGA: Asal Usul Nama Kota Muaradua : Kisah Pertemuan Sungai Selabung dan Saka di OKU Selatan !

BACA JUGA:Asal Usul Kota Martapura OKU Timur : Kota Kecil dengan Kisah Besar di Sumatera Selatan !

Kedua bangunan bersejarah ini masih berdiri kokoh dan terus digunakan sebagai tempat ibadah hingga sekarang, memberikan pengalaman unik bagi para pengunjung yang ingin merasakan suasana religius dan sejarah yang kental.

Perkembangan agama Katolik di Desa Pajar Bulan tidak terlepas dari peran para misionaris Belanda yang datang ke Sumatera Selatan pada awal abad ke-20.

Pada tahun 1932, dua gereja penting, Gereja St. Michael di Desa Pajar Bulan dan Gereja St. Joseph di Desa Pagar Jati, didirikan oleh para misionaris ini.

Gereja-gereja tersebut menjadi pusat penyebaran agama Katolik di daerah tersebut, sekaligus menjadi saksi dari perjalanan panjang sejarah agama di Sumatera Selatan.

Gereja St. Michael, yang dibangun dengan arsitektur Eropa klasik, adalah salah satu gereja tertua di Sumatera Selatan.

Bangunan ini memiliki desain yang megah, dengan dinding-dinding batu yang kokoh dan jendela-jendela kaca patri yang masih asli sejak pertama kali didirikan.

Gereja ini menjadi tempat ibadah yang penting bagi masyarakat Katolik setempat, sekaligus menjadi salah satu tujuan wisata religius bagi para wisatawan yang tertarik dengan sejarah dan budaya.

Di samping fungsinya sebagai tempat ibadah, Gereja St. Michael juga memiliki nilai sejarah yang tinggi.

Bangunan ini bertahan melewati berbagai peristiwa besar, termasuk pendudukan Jepang pada Perang Dunia II. Pada masa itu, banyak penduduk setempat, termasuk jemaat gereja, menjadi korban kekejaman tentara Jepang.

Meski demikian, Gereja St. Michael tetap berdiri dan menjadi saksi bisu dari masa-masa kelam tersebut.

Kekejaman Perang Dunia II di Desa Pajar Bulan

Kategori :