Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan OKU Timur, Dodi Purnama, menambahkan bahwa FTBI merupakan dukungan nyata terhadap Kurikulum Muatan Lokal Budaya Komering yang telah disusun dan diterapkan sejak tahun 2021.
BACA JUGA:Diterjang Puting Beliung 4 Rumah Warga Prabujaya Rusak
BACA JUGA:Festival Literasi Digital, Kominfo Boyong Drive dan RAN Hingga Influencer ke Kayuagung
Dalam kurikulum ini, bahasa dan budaya Komering dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah dasar dan menengah pertama di Kabupaten OKU Timur.
"Kami ingin memastikan bahwa generasi muda kita tidak hanya belajar tentang Bahasa Komering, tetapi juga memahami dan mengapresiasi budaya mereka sendiri," ujar Dodi.
Ia menambahkan bahwa upaya ini sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk melestarikan dan mempromosikan kebudayaan lokal.
Festival Tunas Bahasa Ibu diharapkan tidak hanya menjadi acara tahunan, tetapi juga sebagai motivasi bagi Disdikbud OKU Timur untuk terus menggelar program-program serupa yang lebih semarak setiap tahunnya.
BACA JUGA:Sumur Minyak Ilegal Kembali Terbakar di Musi Banyuasin : Begini Kata Kapolres Muba !
BACA JUGA:Regu PKS Binaan Polres Prabumulih Juara 1 Lomba PBB Tingkat SMA se-Sumatera Selatan
"Kami ingin FTBI menjadi lebih besar dan lebih menarik di tahun-tahun mendatang," tegas Dodi.
Pemerintah daerah bersama dengan para pengajar memiliki harapan besar agar Bahasa Komering tetap hidup dan berkembang di kalangan generasi muda.
Mereka percaya bahwa dengan pelestarian bahasa dan budaya, masyarakat OKU Timur dapat menghadapi tantangan globalisasi tanpa kehilangan jati diri.
Dodi Purnama juga mengajak masyarakat OKU Timur untuk berpartisipasi aktif dalam pelestarian Bahasa Komering.
"Kami mengundang semua lapisan masyarakat untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bahasa dan budaya kita. Setiap orang dapat berkontribusi dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya kita," ujarnya.
Penggunaan Bahasa Komering dalam kehidupan sehari-hari, di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat sangatlah penting. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajak anak-anak dan generasi muda untuk berkomunikasi dalam bahasa daerah. Selain itu, orang tua juga diharapkan dapat menanamkan kebanggaan terhadap bahasa dan budaya mereka sejak dini.
Dalam era globalisasi saat ini, banyak bahasa daerah yang terancam punah karena pengaruh bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Fenomena ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian bahasa daerah.