Video tersebut dengan cepat menyebar di berbagai platform media sosial dan menjadi bahan pembicaraan hangat di kalangan masyarakat.
Dalam video tersebut, K terlihat tengah melangsungkan prosesi ijab kabul di hadapan seorang pria yang mengenakan pakaian adat, lengkap dengan baju koko hijau dan peci kuning.
Sementara itu, K sendiri terlihat mengenakan setelan jas formal serta topi tanjak, sebuah simbol adat Palembang.
BACA JUGA:Tak Terima Dipukul Oknum Kades : Mantan Perangkat Desa di Ogan Ilir Lapor Polisi !
BACA JUGA:Pencurian Jengkol Berujung Tragedi di Musi Rawas : Pelaku Tewas Dikeroyok Pemilik Kebun !
Di sampingnya, seorang wanita yang mengenakan kebaya dengan jilbab cokelat muda dan selendang songket terlihat samar-samar, diduga sebagai pasangan yang dinikahinya dalam acara tersebut.
Meski sudah berusaha menghindari sorotan publik, K akhirnya memberikan konfirmasi mengenai kebenaran video tersebut.
Ia mengakui bahwa pernikahan dalam video tersebut memang melibatkan dirinya.
Namun ia menegaskan bahwa pernikahan tersebut sudah lama terjadi dan ia sudah tidak lagi memiliki hubungan dengan wanita yang ia nikahi dalam pernikahan siri itu.
“Memang benar itu saya di video tersebut, tapi kami sudah tidak ada hubungan lagi. Kami sudah cerai sekitar dua bulan yang lalu,” ungkap K singkat saat dikonfirmasi oleh awak media.
Namun, ia menolak memberikan komentar lebih lanjut karena mengaku sedang berada di luar kota untuk urusan dinas.
Setelah viralnya video pernikahan siri tersebut, kini kembali muncul surat nikah yang diduga menunjukkan adanya upaya pemalsuan data oleh K.
Dalam surat tersebut, tercantum bahwa status pekerjaan K adalah sebagai pegawai swasta, bukan ASN.
Padahal, publik sudah mengetahui bahwa K adalah seorang pejabat yang menjabat sebagai Kepala OPD di lingkungan Pemkab Ogan Ilir.
Pemalsuan status pekerjaan dalam surat nikah ini memicu reaksi keras dari berbagai kalangan.
Banyak yang mempertanyakan mengapa seorang pejabat negara seperti K bisa melakukan hal semacam ini.