Dia percaya bahwa putranya tidak mendapatkan keadilan yang seharusnya.
“Jika kasus narkoba menjadi dasar putusan, maka hukuman antara Asep dan Dendi seharusnya sama, terlebih senjata tajam yang ditemukan tidak ada kaitannya dengan putranya,” jelas Latif dengan nada penuh harap.
Latif mengungkapkan bahwa ia tidak minta anaknya dibebaskan, melainkan hanya ingin keadilan. “Hukum seharusnya diterapkan dengan adil.
Kalau hukuman anak saya diperberat, lalu kenapa temannya yang membawa pisau tidak diperlakukan sama?” keluhnya.
Kekecewaan Latif tidak hanya terfokus pada putusan pengadilan, tetapi juga mencerminkan rasa keputusasaan terhadap sistem hukum yang dinilainya tidak berpihak kepada masyarakat kecil seperti dirinya.
Ia berharap agar pihak berwenang dapat memberikan keadilan yang sesungguhnya untuk anaknya.
"Harapan saya, putusan hukuman anak saya dikembalikan ke vonis awal.
Saya tidak mau anak saya dihukum lebih berat karena kesalahan yang bukan dia lakukan. Kami sebagai orang kecil hanya bisa berharap keadilan ditegakkan," tambahnya dengan nada sedih.
Latif juga menyoroti perlunya evaluasi terhadap sistem peradilan di Indonesia, terutama dalam menangani kasus narkoba.
Menurutnya, penegakan hukum harus dilakukan secara objektif dan tidak memihak, tanpa melihat status sosial dan ekonomi pelanggar.
"Kami tidak minta perlakuan istimewa, tetapi kami ingin keadilan. Keadilan harus bisa dirasakan oleh semua orang, tidak hanya yang memiliki kekuasaan atau uang," tegasnya.
Kasus ini menarik perhatian publik dan mengundang berbagai tanggapan dari masyarakat.
Banyak yang menyuarakan keprihatinan terhadap sistem peradilan yang dianggap tidak adil dan tidak transparan.
Sejumlah aktivis hukum juga mengkritik praktik peradilan yang dinilai tidak konsisten, terutama dalam kasus-kasus yang melibatkan narkoba.
Beberapa pihak berpendapat bahwa kasus Asep harus menjadi perhatian khusus bagi lembaga-lembaga penegak hukum, agar tidak terjadi kesewenang-wenangan dalam menjatuhkan hukuman.
"Kami berharap pihak berwenang dapat melihat secara mendalam setiap kasus dan mempertimbangkan semua aspek sebelum memutuskan hukuman. Jangan sampai ada korban lain seperti Asep yang tidak mendapatkan keadilan," ujar seorang aktivis hukum yang enggan disebutkan namanya.