BPBD OKU Timur Catat 35 Kasus Karhutla Selama Musim Kemarau

Senin 07 Oct 2024 - 20:10 WIB
Reporter : Ardi
Editor : Diansyah

BACA JUGA:Warga Ogan Ilir Panen Jamur Mudik : Pertanda Musim Pancaroba Telah Tiba !

Karhutla yang terjadi di OKU Timur selama musim kemarau ini tidak hanya menyebabkan kerugian materiil, tetapi juga berdampak serius pada lingkungan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat.

Kebakaran lahan menyebabkan rusaknya ekosistem, hilangnya habitat satwa, serta degradasi kualitas tanah yang bisa mengurangi produktivitas pertanian.

Selain itu, kebakaran hutan dan lahan juga berdampak buruk pada kualitas udara. Asap yang dihasilkan oleh karhutla menyebabkan polusi udara yang berpotensi memicu masalah kesehatan, terutama gangguan pernapasan.

Budi menyebut bahwa kualitas udara di beberapa wilayah OKU Timur sudah mulai menurun akibat asap karhutla, meski masih berada dalam batas aman.

BACA JUGA:Kapolres Prabumulih Imbau Masyarakat Jaga Kamtibmas dan Bijak di Dunia Maya

BACA JUGA:Pemkab Muara Enim Hibah Pembangunan Sport Center, Parkir dan Mess Kejati Sumsel

Dari sisi ekonomi, kerugian yang diakibatkan oleh karhutla cukup besar, terutama bagi masyarakat yang bergantung pada pertanian dan perkebunan.

Lahan yang terbakar tidak hanya merusak tanaman yang sedang tumbuh, tetapi juga menurunkan kualitas lahan, sehingga membutuhkan waktu lama untuk bisa kembali produktif.

“Lahan yang terbakar tidak bisa langsung dipulihkan. Diperlukan waktu yang lama untuk memperbaiki kondisi tanah dan menanam kembali tanaman-tanaman yang rusak,” jelas Budi.

Kasus karhutla di OKU Timur selama musim kemarau tahun ini menunjukkan betapa pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan instansi terkait dalam menghadapi bencana ini.

BACA JUGA:Warga Keluhkan Zebra Cross Pudar

BACA JUGA:Polres Muara Enim Lakukan Pengamanan Kampanye Paslon

Upaya pencegahan harus lebih diutamakan, terutama dengan edukasi yang berkelanjutan kepada masyarakat mengenai bahaya karhutla dan cara-cara untuk menghindarinya.

BPBD OKU Timur juga terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik di tingkat kabupaten maupun desa, untuk memantau dan menangani karhutla secara lebih efektif. Dengan langkah-langkah yang sudah diambil, diharapkan jumlah kasus karhutla bisa berkurang di masa mendatang, dan dampaknya terhadap lingkungan, kesehatan, serta ekonomi dapat diminimalisir.

“Penanganan karhutla membutuhkan kerja sama semua pihak. Kami berharap masyarakat bisa lebih waspada dan berperan aktif dalam mencegah terjadinya kebakaran lahan, demi menjaga lingkungan dan keselamatan kita semua,” pungkas Budi.***

Kategori :